Liputan6.com, Jakarta - Prancis memastikan diri lolos ke Piala Dunia Brasil dengan menempuh babak playoff. Pasalnya pada fase penyisihan Grup I Zona Eropa (UEFA), Les Blues hanya finis di peringkat ke-2, di bawah Spanyol yang menjadi pimpinan klasemen dan lolos secara otomatis.
Di babak playoff, Prancis bertemu dengan Ukrania yang menjadi runnerup Grup H Zona UEFA. Di leg pertama, Prancis menelan kekalahan 0-2 pada laga yang berlangsung di Kiev. Beruntung di pertemuan kedua, tim asuhan Didier Deschamps itu mampu membalikan keadaan dengan kemenangan 3-0 dan akhirnya meraih tiket ke Brasil.
Kini Prancis tergabung di grup E bersama Swiss, Ekuador, dan Honduras. Jika melihat lawan-lawan yang dihadapinya tersebut, peluang Prancis lolos ke babak selanjutnya terbilang sangat lebar. Pasalnya apabila dibandingkan dengan tiga kompetitornya itu, Prancis jelas lebih berpengalaman dan berkualitas.
Kiprah di Piala Dunia
Kebesaran nama Prancis di kancah sepak bola dunia memang tidak bisa tidak bisa dielakkan lagi. Meski berada satu grup dengan raksasa Eropa Spanyol di laga kualifikasi, Prancis tetap mampu lolos ke babak penyisihan grup.
Nama Prancis mulai mencuat ketika tampil di Piala Dunia 1930-an dengan sederet pemain bintangnya. Kegemilangan tersebut semakin nyata ketika mereka berhasil menjadi juara pada 1998 dan 2006.
Setelah memetik hasil mengecewakan di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, dengan hanya menjadi juru kunci pada babak penyisihan grup A, maka di Piala Dunia tahun ini Prancis digadang-gadang menjadi salah satu favorit juara.
Pasalnya skuat yang ada kini cukup mumpuni membawa Tim Ayam Jantan mencetak prestasi. Seperti Franck Ribery yang membawa klubnya Bayern Muenchen meraih treble winner musim lalu. Kemudian penyerang yang tengah on fire bersama klubnya Real Madrid, Karim Benzema, serta gelandang muda Paul Pogba yang membawa klubnya Juventus selangkah lagi Scudetto Seri A musim ini.
Pemain Bintang
Nominator pemain terbaik dunia 2013 ini selalu menjadi bagian penting skuat Prancis era sekarang. Peran Franck Ribery di sektor tengah maupun sayap, sangat dibutuhkan oleh rekan-rekannya di barisan depan.
Pergerakan pemain berusia 31 tahun tersebut sangat berbahaya dan umpan-umpannya mampu memanjakan para penyerang. Selain itu dia juga punya naluri mencetak gol tidak kalah hebat dengan striker satu timnya.
Debut pertamanya kala itu saat bermain melawan Israel dalam kualifikasi Piala Eropa U-21 dan menang 1-0. Kemudian bersama tim senior, Ribery memulainya saat laga persahabatan melawan Meksiko pada Mei 2006. Ribery akan berusaha memberikan permainan terbaik di Piala Dunia Brasil untuk mengulang sukses 16 tahun lalu saat Prancis juara mengalahkan Brasil 3-0.
Pelatih
Setelah memutuskan pensiun sebagai pemain, Deschamps kemudian meneruskan karier sebagai pelatih. Tim pertama yang diasuhnya adalah AS Monaco pada 2001. Tiga tahun berselang, atau tepatnya musim 2004/2005, Deschamps membawa Monaco tampil di final Liga Champions, meski pada akhirnya menyerah dari klub asal Portugal, Porto.
Dua musim selanjutnya, Deschamps melatih tim yang pernah ia bela ketika ia masih menjadi pemain, Juventus, untuk membawa tim asal Turin itu promosi kembali ke Serie A. Sayang, kinerja Deschamps belum membuat manajemen Juventus puas dan akhirnya diberhentikan.
Sempat vakum selama dua musim, kemudian tahun 2009 Deschamps kembali duduk di kursi pelatih dan kali ini Marseille yang menjadi pelabuhannya. Di musim pertamanya, Deschamps langsung membawa Marseille merenggut trofi Ligue 1 setelah 18 tahun tidak pernah juara.
Lalu pada 2012, Deschamps diminta oleh Federasi Sepakbola Prancis (FFF) menukangi timas dan menggantikan Laurent Blanc. Selama bersama timnas, Deschamps belum memberikan banyak prestasi, selain membawa Prancis tampil ke Piala Dunia 2014.
Profil Prancis: Menanti Kebangkitan Les Blues di Brasil
Prancis memastikan diri lolos ke Piala Dunia Brasil dengan menempuh babak playoff.
Advertisement