Sukses

Profil Korea Selatan: Gairah Ginseng di Negeri Samba

Korea Selatan beberapa kali membuat kejutan di ajang Piala Dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tim nasional Korea Selatan (Korsel) kembali meramaikan ajang Piala Dunia. Kali ini, Korsel yang berada di bawah kepelatihan Hong Myung-Bo tergabung di grup H bersama Belgia, Rusia, dan Aljazair.

Korsel harus mengikuti sejumlah pertandingan di babak kualifikasi zona Asia sebelum memastikan diri lolos ke Brasil. Mereka yang langsung terjun di babak ketiga sukses memuncaki klasemen grup B mengungguli Lebanon, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.

Tim 'Negeri Ginseng' mencatatkan empat kemenangan, satu kekalahan, dan satu hasil imbang. Dengan mengantongi 13 poin, Korsel lolos ke babak selanjutnya dan harus bertemu dengan Iran, Uzbekistan, Qatar, serta Lebanon.

Di babak ini, Korsel mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Mereka dipaksa menelan dua kekalahan dan dua hasil imbang.

Kekalahan Korsel didapat saat mereka menghadapi Iran di laga kandang tandang. Tampil di Stadion Azadi 16 Oktober 2012 lalu, Korsel dipaksa menyerah 0-1. Hasil serupa juga terjadi ketika Korsel tampil di markas sendiri. Bermain di Stadion Munsu Cup 18 Juni 2013 lalu, Korsel dipermalukan lewat gol tunggal Reza Ghoochannejhad.

Sementara itu hasil imbang Korsel didapat saat mereka melakoni laga di markas lawan. Saat melawan Uzbekistan 11 September 2012, Korsel ditahan 2-2. Lalu 4 Juni 2013, mereka imbang 1-1 melawan Lebanon.

Untungnya Korsel masih mampu mengakhiri musim dengan duduk di peringkat dua klasemen. Empat kemenangan yang mereka dapatkan di laga sisa mampu memberikan tambahan 12 angka. Korsel akhirnya menyudahi kualifikasi zona Asia dengan mengemas raihan 14 poin terpaut dua angka dengan Iran yang merebut tahta klasemen.

Kiprah di Piala Dunia

Timnas Korsel seakan mewakili harapan penduduk Asia di kejuaraan sebesar Piala Dunia. Meski bukan tim unggulan, mereka beberapa kali membuat kejutan dan contohnya adalah saat mengalahkan Italia dan Spanyol di Piala Dunia 2002.

Di tahun tersebut Korsel mengukir prestasi emas. Saat itu mereka yang dilatih Guus Hiddink mampu merebut status sebagai tim peringkat keempat di Piala Dunia. Korsel mampu menembus babak semifinal. Namun mereka menyerah 1-0 saat menghadapi Timnas Jerman.

Korsel kemudian bertemu Turki di babak perebutan juara ketiga. Sayangnya, lagi-lagi Korsel takluk dan kali ini mereka menyerah dengan skor 2-3.

Setelah itu, Korsel tak lagi mampu menunjukkan sinarnya. Mereka gugur di babak penysihan grup pada Piala Dunia 2006 dan tersingkir di babak 16 besar pada Piala Dunia 2010.

Pemain Bintang

Penduduk Korsel berharap penuh pada sosok Sung-Yong Ki. Pria berusia 25 tahun itu digadang-gadang bakal jadi sosok pemain besar seperti seniornya, Park Ji Sung.

Sung-Yong Ki saat ini bertualang di ranah Inggris dan ia dipercaya memperkuat tim inti Sunderland. Di musim ini, ia telah mengukir 34 penampilan dan dari kesempatannya tersebut sudah empat gol yang berhasil diciptakannya.

Sebelum bergabung dengan Sundreland, Sung-Yong Ki lebih dulu bermain untuk Swansea City. Bersama klub berjuluk The Swans, Sung-Yong Ki mampu menorehkan 40 penampilan di semua ajang. Meski penampilannya cukup memuaskan, ia justru dilepas dengan status pinjaman pada bursa transfer musim panas 2012 lalu.

Sung-Yong Ki juga pernah bermain di liga Skotlandia dengan memperkuat tim sekelas Glasgow Celtic. Di sana, ia sukses merasakan gelar juara liga musim 2011/2012 dan memenangkan Skotlandia Cup musim 2010/2011.

Gelar yang didapat sang pemain bukan hanya itu. Ketika masih membela Swansea, Sung-Yong Ki ikut merasakan gelar Piala Liga atau Capital One Cup musim 2012/2013.

Sung-Yong Ki memiliki bekal pengalaman tampil di Piala Dunia. Pada 2010 lalu, ia bermain empat kali meski pada akhirnya Korsel tersisih di babak 16 besar.

Berbekal pengalamannya tersebut, wajar jika masyarakat Korsel berharap banyak pada sang pemain. Walau tak memiliki nama besar, publik rasanya patut menyorot aksi pemain berpostur 187 cm tersebut.

Pelatih

Timnas Korsel akan mengandalkan pelatih lokal di Piala Dunia kali ini. Nama Hong Myung-Bo terpilih setelah mampu menangani dengan baik Timnas Korsel U-20 dan U-23.

Hong Myung-Bo resmi menduduki kursi pelatih timnas senior pada Juli 2013 lalu. Ia mendapat mandat setelah pelatih sebelumnya, Choi Kang-Hee dipecat karena membawa Korsel tampil buruk di babak kualifikasi zona Asia.

Sayang, kinerja Hong Myung-Bo belum terlihat mengesankan. Dari 14 pertandingan, Korsel di bawah asuhannya hanya mampu meraih lima kemenangan. Sisanya, Korsel dipaksa imbang tiga kali dan kalah enam kali.

Untungnya, induk sepakbola Korsel masih percaya pada Hong Myung-Bo. Pelatih berusia 45 tahun itu nampaknya akan tetap diberikan kesempatan hingga Piala Dunia 2014 selesai digulirkan.