Liputan6.com, Nyon - Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) teleh merubah kebijakan sanksi akumulasi kartu kuning di Liga Champions dan Liga Europa. Kebijakan ini akan membuat para pemain yang sudah terkena hukuman, memiliki peluang yang jauh lebih besar bermain di final.
Musim lalu, gelandang Real Madrid Xabi Alonso menjadi salah satu 'korban' sanksi akumulasi kartu kuning. Meski timnya berhasil menjadi juara Liga Champions, namun saat pertandingan final digelar melawan Atletico Madrid, dia hanya menjadi penonton.
Nasib serupa juga diderita para pemain Chelsea, seperti Branislav Ivanovic, Ramires, dan Raul Meireles, serta juga David Alaba, Holger Badstuber, dan Luis Gustavo dari Bayern Muenchen, yang gagal tampil di final Liga Champions dua tahun silam.
Advertisement
Jauh sebelum Xabi, dua pemain kunci Manchester United, yakni Roy Keane dan Paul Scholes, juga mengalami hal serupa pada final Liga Champions tahun 1999 di Barcelona, di mana kedua pemain itu hanya menjadi penonton akibat akumulasi kartu kuning.
Namun kebijakan baru UEFA membuat kemungkinan hal serupa terulang lagi, menjadi kecil. Pasalnya, UEFA mengatakan bahwa semua kartu kuning akan dihapus setelah babak perempat final.
"Untuk musim ini, semua kartu kuning dari awal fase grup akan dihapus pada perempat final. Pemain dari klub yang masuk babak semifinal akan terbebas dari hukuman kartu kuning yang pernah didapatkannya," pernyataan resmi UEFA, Jumat (18/7/2014).
Â
Baca juga:
Walcott Baru Bisa Main Lagi September
Ini Alasan Kroos Pilih Madrid Ketimbang MU
City Ganggu Usaha Madrid Miliki Falcao