Bagi pelaku bisnis media massa, tentunya kenal dengan sosok Keith Rupert Murdoch. Pengusaha kelahiran Melbourne, Australia, yang berusia 76 tahun itu dikenal luas sebagai taipan multimedia.
Murdoch adalah pemegang saham mayoritas dan Chairman News Corporation. Dengan kekayaan (bersih) yang ditaksir berjumlah 8,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81 triliun, Murdoch memiliki 39 persen saham Sky, stasiun televisi yang memegang hak siar Liga Premier Inggris.
Karena itulah, tak berlebihan kiranya, jika kini Murdoch dikait-kaitkan dengan rencana—baru sebatas wacana dan proposal kasar—Premier League menggelar partai ekstra atau tambahan sejumlah 10 pertandingan dalam semusim yang diungkap Chief Executive Liga Premier, Richard Scudamore.
Memang, bukan Murdoch yang berada di lini depan, melainkan Sir Rod Eddington. Mantan Chief Executive British Airways itu kini menjadi salah satu direktur senior di News Corporation milik Murdoch. Seperti yang dilansir berbagai media massa di Inggris, Eddington, Chairman Major Events Company, perusahaan yang berbasis di Melbourne merupakan sosok di balik atau konseptor ide globalisasi premiership.
Meskipun Scudamore sendiri mengaku bakal terus melanjutkan proposal tersebut (Baca: Rencana Ekspansi, Scudamore Klaim Dukungan), Eddington mengaku, kini idenya itu bakal terpinggirkan seiring dengan derasnya sikap kontra alias penolakan sejumlah pihak (Baca: Soal Globalisasi, Suporter Galang Aksi Boikot, dan Bin Hammam Juga Tolak Globalisasi).
“Pertandingan itu sendiri seharusnya berarti dan secara kompetitif dapat dilakukan (direalisasikan),” aku Eddington seperti yang dikutip Daily Telegraph. Namun, “Tampaknya, hal (proposal) itu tidak akan menjadi kenyataan jika pihak otoritas atau yang berwenang tidak menyetujuinya. Baik Federasi Sepakbola Australia (FFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) telah menyatakan sikap ketidaksetujuannya,” imbuh Eddington.
Murdoch adalah pemegang saham mayoritas dan Chairman News Corporation. Dengan kekayaan (bersih) yang ditaksir berjumlah 8,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81 triliun, Murdoch memiliki 39 persen saham Sky, stasiun televisi yang memegang hak siar Liga Premier Inggris.
Karena itulah, tak berlebihan kiranya, jika kini Murdoch dikait-kaitkan dengan rencana—baru sebatas wacana dan proposal kasar—Premier League menggelar partai ekstra atau tambahan sejumlah 10 pertandingan dalam semusim yang diungkap Chief Executive Liga Premier, Richard Scudamore.
Memang, bukan Murdoch yang berada di lini depan, melainkan Sir Rod Eddington. Mantan Chief Executive British Airways itu kini menjadi salah satu direktur senior di News Corporation milik Murdoch. Seperti yang dilansir berbagai media massa di Inggris, Eddington, Chairman Major Events Company, perusahaan yang berbasis di Melbourne merupakan sosok di balik atau konseptor ide globalisasi premiership.
Meskipun Scudamore sendiri mengaku bakal terus melanjutkan proposal tersebut (Baca: Rencana Ekspansi, Scudamore Klaim Dukungan), Eddington mengaku, kini idenya itu bakal terpinggirkan seiring dengan derasnya sikap kontra alias penolakan sejumlah pihak (Baca: Soal Globalisasi, Suporter Galang Aksi Boikot, dan Bin Hammam Juga Tolak Globalisasi).
“Pertandingan itu sendiri seharusnya berarti dan secara kompetitif dapat dilakukan (direalisasikan),” aku Eddington seperti yang dikutip Daily Telegraph. Namun, “Tampaknya, hal (proposal) itu tidak akan menjadi kenyataan jika pihak otoritas atau yang berwenang tidak menyetujuinya. Baik Federasi Sepakbola Australia (FFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) telah menyatakan sikap ketidaksetujuannya,” imbuh Eddington.