Sukses

Manchester United: Kuat Menyerang, Lembek di Tengah dan Belakang

Beberapa media di Inggris menyebut MU merupakan tim yang hebat dalam membangun serangan tapi rapuh di lini pertahanan.

Liputan6.com, Manchester - Menggelontorkan 150 juta pound, atau senilai Rp 3 triliun belum bisa membangkitkan performa Manchester United. Dari lima pertandingan Liga Premier Inggris, Setan Merah --sebutan MU-- baru mengoleksi lima poin.

Setan Merah belanja gila-gilaan pada bursa transfer musim panas ini. Mereka mendatangkan enam pemain bintang, yakni Angel Di Maria, Radamel Falcao, Ander Herrera, Daley Blind, Luke Shaw dan Marcos Rojo.

Enam pemain baru itu ternyata belum cukup membuat tim besutan Louis van Gaal bangkit dari keterpurukan. Pasalnya, MU baru saja dipermalukan oleh Leicester City dengan skor 5-3 di King Power Stadium, Minggu (21/9/2014).

Banyak cibiran ditujukkan kepada Wayne Rooney dan kawan-kawan. Bahkan, beberapa media di Inggris menyebut Manchester United merupakan tim yang hebat dalam membangun serangan tapi rapuh di lini pertahanan.

Baca di page selanjutnya.

2 dari 4 halaman

Serangan yang Menyeramkan

Kedatangan Angel Di Maria dan Radamel Falcao memperkuat lini depan Setan Merah. Bergabungnya Di Maria dan Falcao kian memperkaya serangan Setan Merah. Kecepatan dan umpan-umpan matang Di Maria membuat bek lawan sering kerepotan.

Sementara Falcao mempunyai peran sebagai alternatif lini depan Setan Merah. Van Gaal awalnya berpikir kalau Falcao sangat cocok bergabung dengan MU dan bekerja sama dengan Rooney dan Robin Van Persie.

Sejauh ini, keduanya berperan sangat bagus untuk Setan Merah. Di Maria sudah mencetak dua gol untuk MU. Sedangkan Falcao memberikan assist untuk Robin van Persie saat mencetak gol ke gawang Leicester.

Baca di page selanjutnya.

3 dari 4 halaman

Lembek di Lini Tengah

Tak bisa dipungkiri lagi kalau absennya Marouane Fellaini dan Michael Carrick sangat berdampak buruk bagi keseimbangan permainan Setan Merah. Kedua pemain itu masih dibekap cedera.

Dalam dua laga terakhir, Van Gaal menerapkan formasi berlian, yakni 4-3-1-2. Sebenarnya formasi itu membutuhkan seorang gelandang bertahan untuk menjaga keseimbangan tim. Tapi, Van Gaal tidak memiliki pilihan karena Carrick dan Fellaini mengalami cedera. Sang manajer lebih memilih menurunkan Daley Blind yang lebih handal di bek kiri sebagai gelandang bertahan.

Tidak hanya itu saja, Van Gaal yang mengutamakan serangan memilih untuk menurunkan dua gelandang serang sekaligus, yakni Juan Mata dan Ander Herrera.

Taktik itu rupanya tidak tepat, karena Manchester United lemah dalam mengantisipasi serangan balik. Menumpuknya pemain berkarakter menyerang membuat pertahanan MU lemah. Lini tengah pun seakan lembek dan tidak bisa menghentikan serangan cepat lawan.

Baca di page selanjutnya.

4 dari 4 halaman

Lini Pertahanan Rapuh

Pada bursa transfer musim panas ini, Setan Merah ditinggal dua bek seniornya, Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand. Kepergian keduanya membuat fans berharap manajemen MU mendatangkan bek tengah yang tidak kalah hebatnya.

Namun harapan itu sirna, Van Gaal mendatangkan tiga bek yang berposisi sebagai sayap kiri, yakni Luke Shaw, Marcos Rojo dan Daley Blind. Van Gaal lebih mempercayakan posisi bek tengah kepada Evans, Phil Jones, Smalling dan Blackett.

Perjudian manajer berusia 63 tahun itu gagal total. Sebab, gawang MU yang dikawal David De Gea sudah kebobolan 12 gol dari enam pertandingan terakhir.

Tidak hanya itu saja, lini pertahanan Setan Merah sangat lemah mengantisipasi serangan balik. Legenda MU, Gary Neville pun mengakui hal tersebut.

"Serangan yang diciptakan MU tidak membuat kesalahan. Tapi lini pertahanan mereka selalu menciptakan celah. Tidak ada keraguan lagi, lini pertahanan mereka lembek," tegas pria berusia 39 tahun tersebut.