Liputan6.com, Manchester - Louis van Gaal menjadi sorotan karena belum mampu membawa MU tampil gemilang di awal musim ini. Pasalnya, dari lima laga yang dijalani, Setan Merah hanya meraih lima poin.
Catatan itu membuat publik mulai membandingkan kinerja van Gaal dengan David Moyes. Ironisnya, Moyes mampu menunjukkan kualitas lebih baik karena sukses meraih tujuh poin dari lima laga pembuka.
Lalu siapa yang lebih baik menangani MU diantara dua manajer itu. Berikut ulasannya seperti dilansir Daily Mail.
Baca Juga:
5 Kekalahan Spektakuler Manchester United (I)
Jadwal Live Streaming Sepak Bola Malam Ini
Fans Chelsea Meninggal Usai Lampard Bobol Gawang The Blues
Transfer
Tahun lalu Moyes meminta CEO MU, Ed Woodward mendatangkan gelandang berkualitas dunia di Old Trafford. Sayangnya, alih-alih mendapatkan Cesc Fabregas atau Thiago Alcantara, Moyes hanya mendapat Marouane Fellaini di akhir bursa transfer.
Juan Mata pun baru didatangkan pada bulan Januari dan tidak memberi efek besar karena hanya bermain dalam 12 laga sebelum Moyes dipecat.
Berbeda dengan musim panas tahun ini karena manajemen MU sangat loyal membelanjakan uangnya. Mereka sudah mendapatkan Luke Shaw dan Ander Herrera yang bernilai 60 juta pound sebelum van Gaal hadir.
Lalu manajer asal Belanda itu pun memasukkan daftar pemain yang diinginkannya. Dan MU mewujudkannya dengan mendatangkan Marcos Rojo, Daley Blind, Radamel Falcao, dan pemain termahal di Liga Inggris, Angel Di Maria.
Advertisement
Taktik
Moyes menggunakan taktik 4-4-2 dalam lima laga pembuka di Liga Premier. Ini adalah taktik yang sama dengan manajer sebelumnya, Alex Ferguson.
Sebenarnya Moyes ingin menggunakan formasi dengan striker tunggal seperti yang diterapkannya di Everton, namun skuat MU tidak memungkinkannya melakukan itu. Sayangnya pola 4-4-2 menjadi rapuh setelah MU dibantai 1-4 oleh Manchester City.
Sedangkan van Gaal memulai kerjanya di MU dengan menerapkan formasi 3-5-2, sesuai dengan taktiknya bersama timnas Belanda. Namun formasi itu tidak berjalan efektif di MU dan sama sekali tidak menghasilkan kemenangan.
Van Gaal lalu mengubahnya menjadi 4-3-1-2 saat lawan QPR dan berbuah kemenangan. Namun taktik itu kembali tak teruji setelah MU dibantai 3-5 oleh Leicester City di laga terakhir.
Pergantian Pemain
Menurut suporter, gagalnya MU musim lalu tidak lepas dari pergantian pemain yang kurang efektif. Moyes terkesan bingung saat MU tertinggal dari tim lawan dan selalu membuat kesalahan dengan terlambat melakukan pergantian pemain.
Sama dengan Moyes, van Gaal juga menerapkan rotasi berlebihan di MU musim ini. Salah satu buktinya adalah di laga lawan Swansea City. Masuknya Nani menggantikan Javier Hernandez dan Marouane Fellaini menggantikan Ander Herrera tidak maksimal.
Van Gaal selalu memaksimalkan tiga pergantian pemain di setiap laga. Selain untuk mencoba skuat, pergantian juga dilakukan karena ada pemain yang cedera di lapangan. Sayangnya, pergantian yang dilakukan manajer asal Belanda itu juga jauh dari kata efektif.
Advertisement
Jadwal
Harus diakui jadwal yang dilalui Moyes tahun lalu lebih berat ketimbang van Gaal. Maklum, Wayne Rooney dan kawan-kawan harus menghadapi Liverpool, Chelsea, dan Manchester City. Sedangkan dua laga lainnya melawan Swansea dan Crystal Palace. Dari lima laga itu MU mencetak tujuh gol dan kebobolan enam gol.
Sedangkan jadwal van Gaal musim ini relatif ringan. MU hanya menghadapi tiga tim promosi dan dua laga lawan Swansea dan Sunderland. Namun MU hanya mencetak sembilan gol dan kebobolan delapan gol dari lima laga itu.
Opini Publik
Satu-satunya keunggulan van Gaal ketimbang Moyes adalah saat tampil di depan kamera. Manajer asal Belanda itu selalu menampilkan aura positif dan rasa percaya diri saat jumpa pers.
Sedangkan Moyes justru tampil grogi jelang laga besar. Ia selalu menyebutkan kata "coba" dan "berharap" yang dianggap tabu di era Ferguson.
Baca Juga:
Ini Sosok Penting Leicester Saat Hancurkan MU
Legenda Arsenal Resmi Bergabung dengan Klub ISL
MU Terpuruk, Van Gaal Ingin Belanja Pemain Lagi
Advertisement