Kisruh di dewan direksi Liverpool belum usai. Babak baru yang lebih panas dimulai. Co-owner Tom Hicks mendesak Rick Parry mengundurkan diri dari jabatannya saat ini sebagai Chief Erxecutive (CEO) klub. Diyakini, surat permintaan pengunduran diri Parry mendarat di Anfield Kamis ini, hanya berselang 48 jam setelah Liverpool memastikan diri ke semifinal Liga Champions.
Pecahnya kongsi co-owner Hicks dan George Gillett Jr sudah bukan rahasia lagi (Baca: Gillett Jr dan Hicks Enggan Duduk Berdampingan). Keduanya berseberangan menanggapi penawaran takeover dari Dubai International Capital (DIC). Hicks merasa Parry berdiri di belakang Gillett Jr di tengah Liverpool yang limbung akibat perpecahan dua pemilik. Dan karena itu Hicks meminta Parry untuk mengundurkan diri. Apa lagi selain untuk melanggengkan kekuasaan.
Babak baru ini bertepatan dengan hari yang sama DIC mengumumkan keputusannya untuk sementara menghentikan upaya mereka untuk mengakuisi The Reds. DIC tetap akan memantau kemungkinan takeover sambil menunggu redanya badai dualisme kepentingan. Tapi BBC yakin Parry tidak akan meluluskan desakan taipan Amerika Serikat (AS) tersebut karena Hicks tidak akan mengantongi dukungan mayoritas di dewan.
Parry yang sedang menghadiri rapat Premier League di London mengeluarkan pernyataan: “Hasrat saya tetap akan fokus dengan tugas memberi pelayanan seoptimal mungkin bagi Liverpool FC demi mencapai yang terbaik di musim yang sangat penting bagi kami.” Dengan kepemilikan saham 50-50 maka Hicks membutuhkan restu dari Gillett Jr untuk memaksa Parry menanggalkan jabatannya.
DIC menyatakan tidak akan melanjutkan keinginan membeli mayoritas saham jika masih saja kisruh antara Hicks dan Gillett Jr. “Anda dihadapkan dengan dua partner yang saling bertentangan. Kami berketetapan menarik diri (dari proses takeover) seutuhnya,” ujar Sameer Al Anshari, Chief Executive DIC, kepada Liverpool Echo. “Biarkan mereka menyelesaikan dahulu masalahnya. Sementara kami tetap akan melanjutkan minat namun tidak mau terjebur juga kedalam kubangan permasalahan.”
Parry yang juga gerah bulan lalu mengatakan agar Hicks dan Gillett Jr bisa bersikap bijak untuk mencari solusi terbaik. “Jika tidak salah satunya (pemilik) menjual sahamnya, kedua pihak menjual sekalian saja saham mereka!” sungut Parry (Baca: Parry Minta Krisis Diakhiri). Hicks merah kupingnya mendengar celoteh Parry. Itulah yang dipercaya membuatnya enggan hadir di Anfield ketika Liverpool menyingkirkan Arsenal di babak perempatfinal Liga Champions. Sedangkan Gillett Jr terlihat asik duduk didampingi Parry.
Kerap kali kisruh di jajaran petinggi ini dihubung-hubungkan dengan turunnya grafik Liverpool di lapangan. Hubungan co-owner—terutama Hicks—dengan manajer tim Rafael Benitez sering dikabarkan renggang. Masalah menumpuk dari Benitez yang menuntut janji bujet belanja, sampai pembangunan stadion baru di Stanley Park yang terkatung-katung.
Pecahnya kongsi co-owner Hicks dan George Gillett Jr sudah bukan rahasia lagi (Baca: Gillett Jr dan Hicks Enggan Duduk Berdampingan). Keduanya berseberangan menanggapi penawaran takeover dari Dubai International Capital (DIC). Hicks merasa Parry berdiri di belakang Gillett Jr di tengah Liverpool yang limbung akibat perpecahan dua pemilik. Dan karena itu Hicks meminta Parry untuk mengundurkan diri. Apa lagi selain untuk melanggengkan kekuasaan.
Babak baru ini bertepatan dengan hari yang sama DIC mengumumkan keputusannya untuk sementara menghentikan upaya mereka untuk mengakuisi The Reds. DIC tetap akan memantau kemungkinan takeover sambil menunggu redanya badai dualisme kepentingan. Tapi BBC yakin Parry tidak akan meluluskan desakan taipan Amerika Serikat (AS) tersebut karena Hicks tidak akan mengantongi dukungan mayoritas di dewan.
Parry yang sedang menghadiri rapat Premier League di London mengeluarkan pernyataan: “Hasrat saya tetap akan fokus dengan tugas memberi pelayanan seoptimal mungkin bagi Liverpool FC demi mencapai yang terbaik di musim yang sangat penting bagi kami.” Dengan kepemilikan saham 50-50 maka Hicks membutuhkan restu dari Gillett Jr untuk memaksa Parry menanggalkan jabatannya.
DIC menyatakan tidak akan melanjutkan keinginan membeli mayoritas saham jika masih saja kisruh antara Hicks dan Gillett Jr. “Anda dihadapkan dengan dua partner yang saling bertentangan. Kami berketetapan menarik diri (dari proses takeover) seutuhnya,” ujar Sameer Al Anshari, Chief Executive DIC, kepada Liverpool Echo. “Biarkan mereka menyelesaikan dahulu masalahnya. Sementara kami tetap akan melanjutkan minat namun tidak mau terjebur juga kedalam kubangan permasalahan.”
Parry yang juga gerah bulan lalu mengatakan agar Hicks dan Gillett Jr bisa bersikap bijak untuk mencari solusi terbaik. “Jika tidak salah satunya (pemilik) menjual sahamnya, kedua pihak menjual sekalian saja saham mereka!” sungut Parry (Baca: Parry Minta Krisis Diakhiri). Hicks merah kupingnya mendengar celoteh Parry. Itulah yang dipercaya membuatnya enggan hadir di Anfield ketika Liverpool menyingkirkan Arsenal di babak perempatfinal Liga Champions. Sedangkan Gillett Jr terlihat asik duduk didampingi Parry.
Kerap kali kisruh di jajaran petinggi ini dihubung-hubungkan dengan turunnya grafik Liverpool di lapangan. Hubungan co-owner—terutama Hicks—dengan manajer tim Rafael Benitez sering dikabarkan renggang. Masalah menumpuk dari Benitez yang menuntut janji bujet belanja, sampai pembangunan stadion baru di Stanley Park yang terkatung-katung.