Liputan6.com, Incheon: Final cabang sepakbola putra Asian Games, mempertemukan dua negara serumpun yang bersitegang: Korea Utara dan Korea Selatan. Mungkinkah laga itu menjadi tonggak persatuan dua Korea yang berpisah sejak Perang Dunia II berakhir?
Partai pamungkas sepakbola putra akan berlangsung, Kamis 2 Oktober 2014 di Incheon Munhak Stadium. Sentimen pendukung kedua negara kental terasa jelang pertandingan. Hanya saja, melihat pertandingan final sepakbola putri, rasanya bukan hal mustahil perdamaian bisa terwujud.
Tim sepakbola wanita Korsel dan Korut telah lebih dulu bertemu di partai semifinal. Tim sepakbola putri Korut sukses mengalahkan Korsel 2-1.
Advertisement
Namun setelah pertandingan itu, siapa sangka tidak ada rasa saling dendam antar kedua kubu. Tim sepakbola Putri Korut merebut medali emas setelah mengalahkan Jepang dengan skor telak 3-1. Kemenangan Korut ternyata tidak lepas dari dukungan warga Korsel yang memadati Incheon Munhak Stadium, Rabu (1/10/2014) kemarin.
Terlepas suporter bayaran atau bukan, pelatih Korut, Kim Kwang-min menyatakan melihat ketulusan dari warga Korsel mendukung Korut.
"Fans Korsel memberikan semangat pada kami. Saya menatap mereka dan menyadari, kami sejatinya satu rakyat melihat keinginan agar Korea kembali bersatu," ujar Kim sebagaimana dilansir Kantor Berita Korsel, Yonhap. "Mungkin, akan lebih baik bila Korut dan Korsel bertemu di final," kata Kim.
Sementara itu, seorang pria nekat mengibarkan bendera Korut di laga final Korut vs Jepang. Kepada pihak keamanan, dia mengaku sebagi warga Korsel. Namun pihak keamanan setempat percaya begitu saja.
Dia tidak punya bukti kuat; menunjukkan paspor berwarna merah tua kehitaman. Padahal, paspor standar warga sipil Korsel berwarna hijau. Lelaki yang tidak disebutkan identitasnya itu pun digiring keluar stadion.
Â