Liputan6.com, Jakarta - Permainan yang monoton menjadi penyebab utama Timnas Indonesia U-19 di AFC Cup U-19. Hal itu menjadi bahan kritikan mantan pemain Timnas di tahun 1980-1991, Bambang Nurdiansyah.
Garuda Jaya --sebutan Timnas U-19-- kalah 0-1 dari Australia di Yangon, Myanmar pada Grup B AFC Cup U-19, Minggu (12/10/2014). Kekalahan tersebut membuat Timnas U-19 memupus mimpinya untuk tampil di Piala Dunia U-20 di Selandia Baru, tahun depan.
Bambang Nurdiansyah menilai pola permainan Timnas U-19 yang mengandalkan kecepatan dari lini sayap dan melepaskan umpan ke kotak penalti lawan sudah gampang dibaca lawan.
"Saya menilai kalau kegagalan mereka dikarenakan permainan yang monoton. Lawan sudah bisa membacanya," kata Bambang saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon.
"Anda tidak bisa menyalahkan pemain karena mereka sudah bermain dengan bagus. Strateginya saja yang monoton," sambung pria yang akrab disapa Banur tersebut.
Banur juga menilai Garuda Jaya terlalu mengandalkan Evan Dimas untuk mencetak angka. Menurutnya, hal itu juga menjadi salah satu penyebab kegagalan Timnas U-19.
"Hanya Evan Dimas yang bisa memberikan umpan matang kepada penyerang Timnas U-19. Pemain lainnya tidak bisa," tegas pria yang kini berusia 55 tahun tersebut.
Sebenarnya, Timnas U-19 masih memiliki satu pertandingan tersisa di Grup B, yakni melawan Uni Emirat Arab, Selasa (14/10/2014). Namun pertandingan itu tidak berarti karena Garuda Jaya sudah menelan dua kali kekalahan.