Liputan6.com, Jakarta - Publik mungkin jarang mendengar nama Mohamad Sarengat belakangan ini. Padahal ia merupakan atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia pada Asian Games tahun 1960-an. Sekaligus menobatkannya sebagai "Manusia tercepat di Asia" saat itu.
Sarengat lahir di Banyumas, 28 Oktober 1940. Dia merupakan anak pertama dari 10 bersaudara.
Awalnya, atletik bukanlah cabang olahraga yang ingin digeluti Sarengat. Namun, karena hanya menjadi pemain cadangan di klub Indonesia Muda Surabaya, ia akhirnya memilih untuk pindah ke cabang olahraga lari.
Ternyata pilihan Sarengat tidak sia-sia. Walau harus mengulang tiga kali untuk bisa lulus SMA karena padatnya jadwal latihan, namun Sarengat memilih jalur yang benar.
Pada usianya yang ke-21, Sarengat sudah membuat rekor membanggakan. Pada nomor lari 100 meter ia memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 10,2 detik dan membuatnya menyumbangkan medali emas.
Tak hanya itu, Sarengat juga menyumbang medali emas untuk nomor lari gawang 110 meter. Indonesia pun finis di peringkat kedua Asian Games, atau prestasi tertinggi yang belum bisa diulangi hingga sekarang.
"Stadion Utama Senayan dibuat untuk Sarengat," ujar Presiden RI Soekarno memuji penampilannya di Asian Games kala itu.
Selepas menjadi pelari, Sarengat mengabdikan dirinya sebagai dokter TNI AD. Bahkan ia sempa menjadi dokter pribadi bagi dua Wakil Presiden RI, Sri Sultan Hamengkubuowono IX dan Adam Malik.
Pada tahun 2010, kesehatan Sarengat mulai terganggu karena stroke. Ia keluar masuk rumah sakit sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (13/10/2014) di RS Pondok Indah.
In Memoriam: M Sarengat, Pelari yang Harumkan Indonesia di Asia
Awalnya, atletik bukanlah cabang olahraga yang ingin digeluti Sarengat.
Advertisement