Sukses

Polisi Usut Dugaan Pengaturan Laga Bulu Tangkis Oleh WN Malaysia

2 pemain bulutangkis Denmark, Hans-Kristian Vittinghus dan Kim Astrup, mengatakan bahwa mereka "diundang" untuk melakukan konspirasi,

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Polisi tengah melakukan investigasi atas dugaan adanya percobaan pengaturan pertandingan dalam turnamen bulu tangkis, setelah dua atlet profesional Denmark melaporkan hal tersebut. Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) menyebutkan mereka sudah melaporkan kejadian itu kepada polisi dan akan bekerja sama dalam melakukan investigasi atas dugaan terjadinya tindak kecurangan.

Dua pemain bulu tangkis Denmark, Hans-Kristian Vittinghus dan Kim Astrup, mengatakan kepada BWF bahwa mereka "diundang" untuk melakukan konspirasi dengan pihak lain guna melakukan pengaturan pertandingan.

Korporasi Penyiaran Denmark (DR) mengatakan para pemain dihubungi seorang warga Malaysia melalui Facebook sebelum diadakan turnamen Jepang Terbuka, Juni lalu. DR melaporkan, Vittinghus menolak tawaran itu, kemudian melaporkannya kepada BWF dan meminta agar segera dilakukan investigasi.

Astrup, menurut laporan itu, memutuskan menggali informasi lebih dalam dengan cara menanyai si penawar jasa pengaturan laga itu, kemudian menolak tawaran mereka. Menurut DR, Astrup ditawari 3.000 euro untuk tiap pertandingan dan ia akan mendapat lebih banyak lagi bila ia ikut bertaruh dalam pertandingannya sendiri. Astrup melaporkan rincian penawaran itu kepada BWF.

"BWF amat puas karena para pemain yang ditawari mengatur pertandingan segera menolak tawaran itu, kemudian melaporkannya kepada BWF melalui sistem whistle blower BWF yang khusus menangani insiden seperti itu," kata Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen.

Vittinghus mengatakan, "Amat mengerikan didatangi orang semacam itu, yang ingin melakukan hal tidak pantas dalam olahraga kami. Satu-satunya yang dapat saya lakukan adalah melaporkan hal itu kepada BWF."

"Tapi dari Facebook saya, saya dapat melihat bahwa orang yang menawarkan pengaturan pertandingan itu memiliki kartu tanda pengenal dan dapat menyaksikan turnamen. Ia bahkan memiliki foto bersama beberapa pemain ternama Asia. Ini amat menakutkan bagi saya," kata dia.

"Dengan adanya wawancara dan pembicaraan mengenai pengaturan pertandingan ini, saya berharap semua orang akan menjadi lebih awas dalam olahraga ini, maupun dalam cabang olahraga lainnya. Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikan ini. Ini amat mengancam, terutama pada para pemain seperti saya," ujarnya.

Mengatur Piala Thomas

Astrup mengatakan orang yang menawari jasa pengaturan pertandingan itu mengaku pernah mengatur pertandingan Piala Thomas dan Singapura Terbuka.

"Bila Piala Thomas diatur pertandingannya, maka kita berbicara tentang turnamen besar yang sudah dimanipulasi. Kita harus lebih awas, karena bila hal itu dapat terjadi di sini, maka hal itu juga dapat terjadi di mana-mana," pungkas Astrup.

BWF di Kuala Lumpur mengaku pihaknya sudah menginformasikan hal ini kepada "petugas polisi yang berwenang", terlebih tersangka pemain pengatur laga itu berada di Malaysia.

Baca Juga:
Evan Dimas & Maldini Buat Rivalitas Baru di Timnas Senior
Kenangan Manis Indonesia di Piala AFC U-19 Bangkok 53 Tahun Silam
Usai Jaga Rooney, Pemain Estonia Kembali ke Profesi Tentara