Sukses

Adik PM Albania Bantah Dalangi Keributan di Stadion Beogard

Menurut Olsi,tuduhan menerbangkan drone untuk memperkeruh suasan pertandingan sama sekali tidak berdasar.

Liputan6.com, Beogard: Olsi Rama, adik dari perdana mentri Albania, Edi Rama membantah tuduhan yang dilayangkan Kepolisian Serbia telah mengendalikan drone yang membawa bendera bernada provokasi di laga Serbia vs Albania, Selasa (14/10/2014) atau Kamis dinihari WIB kemarin.

Pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2016 itu terpaksa dihentikan setelah kedua kubu terlibat bentrok. Insiden bermula saat pemain Serbia mengambil bendera Albania dari pesawat tanpa awak yang melintas di atas Stadion Partizan, Beogard tempat berlangsungnya laga. Pemain Albania langsung bereaksi keras mengejar pemain Serbia. Bentrokan pun tidak terhindarkan.

Kedua pemain dan offisial terlibat baku hantam. Wasit Martin Atkinson dari Inggris memutuskjan menghentikan pertandingan karena situasi sudah tidak kondusif. Terlebih, suporter tuan rumah ikut masuk ke lapangan dan melempari pemain Albania dengan beragam benda.

Belakangan beredar isu, Olsi Rama dicurigai menjadi dalang insiden itu. Dia menggerakkan drone dengan membentangkan bendera berukuran jumbo seolah ingin mengajak perang. Media Serbia bahkan sudah mengklaim, telah menangkap Olsi Rama, namun dia membantah tuduhan tidak berdasar itu.

"Mereka seolah ingin 'cuci tangan' terhadap kejadian di luar kendali. Mereka juga tampak tidak siap untuk menghadapi situasi yang benar-benar tidak normal," ucap Olsi Rama di News Today.

Dia membantah laporan media Belgrade, ditahan oleh Polisi Serbia karena diduga menjadi otak pengibaran bendera Albania di tengah lapangan dengan menggunakan drone. Menurut dia tuduhan itu tidak berdasar karena pemeriksaan ketat dilakukan sebelum masuk ke dalam stadion, paspor Olsi Rama berkewarganegaraan Amerika Serikat diperiksa dua kali oleh petugas keamanan.

Dilansir dari Associated Press, Polisi setempat mengatakan drone yang biasa digunakan sebagai kamera untuk mengambil foto dan video dari udara, lepas landas dari atap gereja ortodok yang lokasinya bersebelahan dengan Stadion Partizan.

Pendukung Serbia terkenal ekstrim dan nekat. Pada Kualifikasi Piala Eropa 2012, fans Serbia menjadi otak kerusuhan di laga Italia kontra Serbia. UEFA kemudian memberikan kemenangan pada Italia dengan skor 3-0 setelah Federasi Serbia dinggap bersalah karena tidak tidak mampu mengakomodir suporter.

Kilas balik ke belakang, di awal 1990-an, perkelahian besar antara Kroasia dan Serbia juga terjadi. Kericuhan ini menandakan awal perang saudara antar negara bekas pecahan Yugoslavia itu mulai merembet ke lapangan hijau.