Sukses

Ekstremnya Sepak Bola Durian dan Api di Purwokerto

Tim sepakbola yang kesemuanya terdiri dari santri Pondok Pesantren Salafiah Azuhri, Semarang itu memperagakan sepakbola durian dan api.

Liputan6.com, Purwokerto - Sepakbola lazimnya menggunakan bola yang terbuat dari karet atau plastik. Namun, di Purwokerto, Jawa Tengah, ada sepakbola ekstrem, yakni tak memakai bola biasa tetapi menggunakan durian sebagai bola.

Tim sepakbola yang kesemuanya terdiri dari santri Pondok Pesantren Salafiah Azuhri, Semarang itu memperagakan sepakbola durian dan api untuk memeriahkan turnamen futsal lintas agama dan ormas di Kota Purwokerto, Sabtu (18/10/2014) sore.

Hanif, pengurus pondok pesantren yang juga ketua regu sepakbola "nyleneh" itu mengatakan, ia dan timnya tak melakukan persiapan atau latihan khusus ketika akan tampil. "Hanya bismillah saja, lalu kita main," ujar Hanif.

Namun, menurut dia, pada awalnya sebelum terbiasa para santri merasa deg-degan. Tetapi setelah bermain malah ketagihan.  "Dalam permainan ini kita terdiri dari 12 orang. Setiap tim berisi lima orang," katanya.

Meski tergolong ekstrem, saat beraksi dengan durian yang kulitnya tajam, para santri mengaku tak merasa sakit. 

Padahal tak hanya durian, setelah dua buah durian yang digunakan beraksi tak lagi dapat digunakan, para santri menggantinya dengan gulungan kain yang dibentuk seperti bola dan disulut api. Ya, mereka berganti memperagakan aksi berani dengan sepakbola api.

"Kalau di pondok kami, ini memang sudah menjadi hiburan rutin. Setiap ulang tahun pondok selalu dipertandingkan sepakbola durian, atau api, dan kelapa," ungkap Hanif kepada Liputan6.com.

Sementara, wakil ketua panita turnamen futsal lintas agama, Muji Setiono mengatakan, diundangnya tim sepakbola ekstrem itu bertujuan untuk memeriahkan acara. "Ini untuk membuka acara turnamen. Gelaran ini diikuti 32 tim dari berbagai wilayah. Salah satunya tim dari para santri yang melakukan sepakbola ekstrem itu," katanya.

(Penulis: Idhad Zakaria)

Video Terkini