Sukses

4 Noda Hitam Divisi Utama Musim 2014

Beragam kasus besar terjadi di kasta kompetisi kedua di Indonesia itu.

Liputan6.com, Divisi Utama musim 2013-14 penuh dengan 'noda hitam' beragam kasus besar terjadi di kasta kompetisi kedua di Indonesia itu. Mulai dari kematian pemain, kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, hingga terakhir yang membuat heboh adalah lima gol bunuh diri yang tercipta dalam satu pertandingan menggucang sepakbola Tanah Air.

'Sepakbola Gajah' antara PSS Sleman vs PSIS Semarang, akhir pekan lalu telah mencoreng sepakbola Indonesia. Bagaimana bisa kedua tim yang bertarung 'menghalalkan' segala cara dan mengalah untuk menghindari tim tertentu di semifinal.

Berikut 4 catatan kelam perhelatan Divisi Utama sepanjang musim ini dikumpulkan Liputan6.com dari berbagai sumber

2 dari 5 halaman

Kiper tewaskan striker

Insiden kematian striker terjadi pada 10 Mei 2014 lalu ketika striker Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz meregang nyawa setelah berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman dalam derby Aceh di Stadion H Dimurthala.

Penanganan yang lambat dari tim medis membuat, Akli terlambat mendapat pertolongan dan meninggal setelah sepekan mendapat perawatan intensif.

Atas kejadian tersebut, Komisi Disiplin PSSI menjatuhi hukuman larangan bertanding selama 1 tahun pada kiper Agus Rohman. Komisi Disiplin PSSI menilai, seharusnya benturan itu tidak terjadi karena wasit lebih dulu meniup peluit tanda offside.

3 dari 5 halaman

Perilaku beringas suporter bercadar

Sekelompok orang bercadar menyerang bus yang ditumpangi fans PSCS Cilacap, Oktober lalu, tepatnya di depan lapangan parkiran Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi setelah PSCS menghadapi PSS Sleman.

Dalam insiden itu, satu orang fans PSCS atas nama Muhammad Ikhwanudin (19) tahun tewas setelah terkena sabetan senjata tajam di bagian wajah. Bagian ulu hati terkena tusukan. Menurut seorang saksi mata, orang bercadar itu melempari bus dan kemudian menghentikannya. Mereka lalu masuk ke dalam bus dan melakukan penyerangan.

Setelah dilakukan pengembangan,  pihak kepolisian telah menetapkan delapan pelaku sebagai tersangka. Para pelaku fans garis keras PSS Slaman, BCS (Brigita Curva Sud). PSS Sleman memang tidak hanya memiliki Slemania sebagai kelompok suporter tetapi juga BCS.

4 dari 5 halaman

Putusan wasit biang ricuh

Belum lupa ingatan atas insiden penyerang bus suporter PSCS, laga Persis Solo vs Martapura FC di babak 8 besar Divisi Utama, diwarnai kericuhan lantaran wasit dianggap memihak kubu tim tamu. Pertandingan dihentikan 3 menit sebelum pertandingan usai karena situasi yang tidak kondusif.

Penonton yang didominasi tuan rumah merangsek masuk ke lapangan mengejar wasit dan pemain Martapura FC.  Kerusuhan merembet hingga luar stadion.

Massa yan beringas melempari petugas dengan botol. Mereka juga merusak kendaraan milik aparat, termasuk motor dan satu truck Dalmas serta satu mobil Avanza. Satu orang diketahui tewas dalam kerusuhan itu. Jenazahnya, di bawa ke Rumah 0Sakit Panti Waluyo untuk diotopsi.

5 dari 5 halaman

'Sepakbola Gajah' ala PSS vs PSIS

Pertandingan berjalan normal sampai menit 78. Kejanggalan mulai terlihat ketika memasuki menit akhir. Gelandang  PSS Sleman, Agus  Setiawan mencetak gol ke gawang sendiri. Anehnya, kiper PSS tidak merespon bola tendangan tersebut. Sepuluh menit kemudian, PSS Sleman kembali melakukan gol bunuh diri lewat Hermawan Jati untuk memberikan keunggulan 2-0 pada PSIS.

Inisiatif mencetak gol bunuh diri kemungkinan muncul setelah mendengar informasi hasil pertandingan lain di grup 2 yang mempertemukan Borneo FC vs Persis Solo dan Martapura FC vs PSCS. Di menit akhir laga, Borneo FC menang WO atas Persis Solo dan kini menjadi runner up grup 2 dan Martapura FC memetik kemenangan  1-0 atas PSCS. Hasil itu membuat Martapura FC keluar sebagai juara grup 2.

PSS dan PSIS disinyalir sama-sama ingin kalah agar menjadi runner-up dan bertemu Martapura FC di semifinal. Kedua kubu kemungkinan besar menghindari Borneo FC yang kini menjadi runner up grup 2 di fase 4 besar.