Sukses

Jelang Derby Manchester: Van Gaal Paham Mangala Titik Lemah City

Jelang derby Manchester, Eliaquim Mangala disebut sebagai titik lemah penyebab kekalahan City dari West Ham. Apa kata Van Gaal?

Liputan6.com, Manchester - Hanya berselang delapan hari menjelang derby Manchester, sang juara bertahan Manchester City justru keok 1-2 dari West Ham di London.

The Guardian menulis bahwa keberhasilan The Hammers memukul City karena pelatih Sam Allardyce berhasil mengeksploitasi kelambanan bek tengah Eliaquim Mangala, terutama ketika merancang gol kedua lewat Morgan Amalfitano yang diotaki si lincah Enner Valencia.

Benarkah bek berusia 23 tahun, Mangala, dibeli terlalu mahal sehingga status pemain senilai 40 juta pound (Rp 782,46 miliar) malah jadi beban buat yang bersangkutan?

Fakta memperlihatkan bahwa Manuel Pellegrini sampai perlu mengganti striker Edin Dzeko dengan gelandang bertahan Stevan Jovetic untuk menjaga keutuhan formasi 4-4-2 andalan City ketika Mangala tampil di bawah standard.

Akankah Manchester United bisa memanfaatkan keadaan ini untuk meraih kemenangan di Stadion Etihad pada Minggu (2/11/2014)? Pastinya Louis van Gaal sudah sejak lama tidak menyetujui pendapat bahwa Mangala adalah bek terkomplet di Eropa saat ini. 

Kepada Tribal Football, Van Gaal di Agustus silam telah menyatakan bahwa di Porto kala itu Mangala terlalu temperamental dan sulit diharapkan memimpin format trio atau kwartet bek model baru yang dibangun Manchester United. Itulah juga sebabnya United tidak melirik Mangala sama sekali di pasar pemain.

"Saya lebih memilih bek-bek dari akademi Manchester United daripada harus membeli pemain mahal yang kualitasnya belum teruji secara penuh," kata Van Gaal.

Mangala sendiri sebenarnya masih terlalu hijau untuk dijadikan pilihan utama Pellegrini, namun sang gaffer tidak punya pilihan lain guna mendampingi Vincent Kompany di jantung pertahanan karena palang pintu asal Brasil, Fernando, masih harus absen lantaran terganggu cedera otot pangkal paha.

Terlalu dini untuk menyebut Mangala sebagai overrated, karena di negara asalnya, Prancis, ia punya rekam jejak yang bagus pada fase junior dan pers Portugal pun memujinya habis ketika tampil kokoh di FC Porto. 

Baca juga:

Jerman Dominasi Daftar Calon Pemain Terbaik Dunia 2014

QPR Menang, Tekanan Redknapp di 'Kursi Panas' Berkurang

MU Bakal Jadi Kekuatan yang Mengerikan, Jika...

 

 

Â