Liputan6.com - Keberhasilan satu tim dalam menjuarai suatu ajang tak lepas dari kejeniusan seorang pelatih. Selain meracik strategi, pelatih juga harus bisa menebak taktik tim lawan dan berusaha semaksimal mungkin agar bisa meningkatkan kemampuan para pemainnya.
Dalam 10 tahun terakhir lahir pelatih-pelatih hebat. Namun setidaknya ada enam nama yang mengawali kariernya sebagai pemain. Setelah pensiun, mereka akhirnya menjelma menjadi pelatih papan atas dunia.
Berikut, Liputan6.com menyajikan enam mantan pemain yang sukses menjalani profesi sebagai pelatih tim:
Advertisement
Carlo Ancelotti
1. Carlo Ancelotti
Tak ada yang meragukan kehebatan pria kebangsaan Italia ini. Hampir semua tim yang dilatihnya berhasil memenangkan kejuaraan level profesional.
Ancelotti mulai berkecimpung di dunia sepak bola pada tahun 1970 lalu. Ia lalu meningkatkan kariernya dengan memperkuat Parma, AS Roma, dan AC Milan.
Saat menjadi pelatih, Ancelotti memulainya di Reggiana. Perlahan tapi pasti, Don Carlo menuai kesuksesan bersama Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint Germain, dan Real Madrid.
Total 16 trofi bergengsi sudah didapatkannya. Yang terbaru, ia mengantarkan Real Madrid merebut gelar La Decima atau trofi ke-10 Liga Champions.
Advertisement
Roberto Mancini
2. Roberto Mancini
Sebelum menganggur, Roberto Mancini sempat mengantarkan lima tim meraih trofi berbeda. Fiorentina, Lazio, Inter Milan, Manchester City, dan Galatasaray dibawanya ke podium juara.
Gelar Scudetto, Coppa Italia, Piala Super Italia, Liga Premier Inggris, FA Cup, Piala Community Shield, dan Piala Turki pernah dirasakannya. Namun untuk sementara Mancini harus absen dari hingar bingar dunia sepak bola karena kontraknya tidak diperpanjang Galatasaray.
Semasa menjadi pemain, Mancini pernah membela empat tim. Namanya mulai berkibar saat ia bermain di Sampdoria musim 1982-1997.
Antonio Conte
3. Antonio Conte
Pelatih berusia 45 tahun ini menjadi sosok yang tak akan pernah dilupakan publik Juventus Arena. Berkat jasanya, I Bianconeri sukses meraih gelar Scudetto tiga kali berturut-turut (2011/2012, 2012/2013, 2013/2014).
Tak hanya sebagai pelatih, saat masih bermain pun Conte merasakan keberhasilan bersama Juventus. Ia pernah merasakan lima gelar Scudetto, satu Coppa Italia, empat Piala Super Italia, satu trofi Liga Champions, satu trofi Liga Europa, satu trofi Piala Super Eropa, satu piala Intertoto Cup, dan satu piala Intercontinental Cup.
Musim panas 2014 lalu, Conte meninggalkan jabatannya sebagai pelatih Juventus. Sebab ia ditunjuk untuk menangani tim nasional Italia.
Advertisement
Josep Guardiola
4. Josep Guardiola
Josep Guardiola memiliki catatan manis bersama Barcelona. Selain sebagai pemain, ia juga merasakan kesuksesan saat melatih El Barca.Â
Semua trofi bergengsi baik di ranah Spanyol maupun Eropa pernah diantarkannya untuk Barcelona. Namun kebersamaan Guardiola dengan Barca harus berakhir pada musim panas 2012 lalu. Ia meletakan jabatannya dengan alasan ingin beristirahat.
Pada Juni 2013 Guardiola kembali ke pekerjaannya. Namun yang dilatih bukan Barcelona. Pria kelahiran 18 Januari 1971 itu memilih Bayern Muenchen sebagai klub barunya. Di musim pertama, ia langsung mengantarkan FC Hollywood meraih gelar Bundesliga, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antar Klub, dan DFB Pokal.
Vicente Del Bosque
5. Vicente Del Bosque
Sewaktu menjadi pemain, pria kebangsaan Spanyol ini menjadi pujan Real Madrid. Ia membela kubu Los Blancos pada musim 1970 hingga 1984.
Lima gelar La Liga dan empat piala Copa del Rey dipersembahkannya untuk Real Madrid. Beberapa tahun setelah pensiun, ia kembali ke Madrid untuk bekerja sebagai pelatih.
Del Bosque awalnya berprofesi sebagai pelatih Real Madrid B. Ia baru diangkat menangani tim senior pada 1999. Saat itu dua gelar La Liga berhasil diantarkan untuk tim asuhannya.
Kesuksesan Del Bosque meningkat saat ia melatih tim nasional Spanyol. Pria yang kini berumur 63 tahun itu mengantarkan tim Matador juara di ajang Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.
Advertisement
Diego Simeone
6. Diego Simeone
Publik seolah tak menyangka Diego Simeone bisa menjelma menjadi pelatih hebat di benua Eropa. Sebab saat masih menjadi pemain ia dikenal sebagai seorang yang kasar. Bahkan permainannya dibenci oleh pesepakbola lain khususnya David Beckham yang pernah bermasalah dengannya pada Piala Dunia 1998 lalu.
Meski begitu banyak trofi yang mampu diraihnya. Bersama Atletico Madrid, Inter Milan, dan Lazio, Simeone merasakan berbagai gelar seperti Copa de Rey, Liga Europa, La Liga, Serie A, dan Coppa Italia.
Saat beralih profesi menjadi pelatih, Simeone tak langsung mendapatkan gelar. Butuh beberapa tahun sampai akhirnya ia berjaya dengan Atletico Madrid. Selain trofi La Liga, pria kebangsaan Argentina itu juga mempersembahkan piala Liga Europa, Copa del Rey, Piala Super Eropa, dan Piala Super Spanyol untuk Los Rojiblancos.