Liputan6.com, Indra Sjafri. Nama itu menyedot perhatian luas di mulai dari anak sekolah, Ibu rumah tangga, pekerja kantor, sampai pejabat negara, tidak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setahun belakangan. Lewat akun Twitter, SBY menyampaikan selamat atas lompatan Timnas U-19 di bawah Indra.
Indra dengan Timnas U-19 besutannya mengalahkan popularitas tokoh partai politik yang sedang bersaing memperebutkan kursi di parlemen. Selama setahun belakangan, Garuda Jaya menarik perhatian masyarakat.
Maklum, prestasi pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Sumatra Barat, 2 Februari 1963 itu fenomenal. Mengakhiri dahaga sepakbola Indonesia yang kering prestasi selama lebih dari dua dekade setelah terakhir kali merebut juara SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Advertisement
Pelatih 51 tahun itu mengantarkan tim junior, Timnas U-19 Indonesia merebut gelar Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo, Jawa Timur. Euforia sukses Timnas U-19 dirasakan seantero negeri. Publik mulai menggantungkan harapan terhadap Evan Dimas dan kawan-kawan. Harapan itu sempat hidup, bahkan menyala-nyala.
Timnas U-19 lolos ke Kualifikasi Piala Asia U-19 grup G 2015. Tidak ada waktu jeda selepas merebut juara AFF 2014. Hasilnya sangat memuaskan dan membuat publik sepakbola Indonesia kembali hidup. Indonesia lolos ke Piala Asia U-19 grup G berstatus sebagai juara grup. Tim Merah Putih mengalahkan juara bertahan Piala Asia U-19, Korea Selatan dengan skor 3-2. (Bersambung ke page 2: Target Piala Dunia )
Target Piala Dunia
Menembus Piala Asia U-19, target lebih besar pun diusung mantan putra kepala kantor pos; mengatarkan Indonesia lolos ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru tahun depan. Dengan syarat mampu membawa tim melangkah ke semifinal ke Piala Asia U-19 di Myanmar.
Sayang, asa yang sempat membuncah itu kembali sirna setelah Indonesia yang tergabung di grup B Piala Asia U-19 bersama Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab harus tersingkir di babak penyisihan grup tanpa mampu mendapatkan poin.
Badan Tim Nasional dan PSSI menggelar evaluasi. Dalam rapat komite eksekutif, BTN dan PSSI memutus kontrak Indra sekaligus membubarkan Timnas U-19.
"Terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Bila gagal ke Piala Dunia 2015, saya diberhentikan, tidak menjadi masalah. Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukung Timnas U-19 habis-habisan, saya tidak bisa memenuhi target yang dibebankan," kata Indra menyampaikan salam perpisahan. ( Bersambung ke page 3: Terimakasih Indra )
Advertisement
Terimakasih Indra
Terlepas dari kegagalan Indonesia di Piala Asia U-19, Indra pantas mendapat apresiasi. Metode 'blusukan' mencari pemain ke pelosok negeri hingga mengantarkan tim ke Piala Asia U-19 membuat Indra seharusnya bisa mendapat tempat di hati pecinta sepakbola nasional.
Siapa dulu yang kenal Paulo Sitanggang, Hansamu Yama Pranata atau Muchlis Hadi Ning? Semua pemain ini merupakan hasil blusukan Indra ke berbagai daerah.
Resmi meletakkan jabatan sebagai pelatih Timnas U-19, Indra kini menjadi talent scouting di sebuah Akademi sepakbola di Purwakarta.
"Ya apapun keputusannya, semoga itu yang terbaik buat coach Indra. Saya harap dia dapat sukses di manapun dia melatih termasuk di klub," harap mantan kapten Timnas U-19, Evan Dimas.
Terima Kasih, Indra Sjafri...