Liputan6.com, Udinese: Kesetiaan seorang pemain bola profesional terhadap klub yang dibelanya terkadang sulit dimengerti. Pemain top seperti Francesco Totti atau Paolo Maldini memilih untuk setia dengan satu klub yaitu AS Roma dan Milan hingga pensiun.
Jejak yang sama sepertinya dilakukan oleh striker lawas Udinese, Antonio di Natale. Kepada majalah Sportsweek, di Natale mengungkapkan jika dirinya bahkan sampai menolak pinangan Liverpool dua kali.
"Satu-satunya tim lain yang mungkin akan saya lirik yaitu Liverpool. Stadion dan atmosfernya sangat luar biasa," ujarnya.
Dikatakannya, dia nyaris bergabung Liverpool ketika "The Reds" memboyong Andrea Dossena ke Anfield pada 2008 lalu. "Ketika itu, Liverpool juga bicara dengan saya, tapi hasilnya tak ada," ujar mantan striker timnas Italia itu. (Bersambung ke page 2: Tolak Juventus)
Tolak Juventus
Tolak Juventus
Striker berusia 37 tahun ini juga mengungkapkan soal ketertarikan klub besar Eropa seperti Juventus. Namun sekali lagi, dia menolak tawaran itu meski tawarannya sangat besar.
"Saya bertahan di Udinese karena saya berutang budi dengan keluarga Pozzo. Mereka menjadi penyebab saya seperti sekarang. Fans di Friuli mengajarkan saya budaya kerja keras dan respek," tuturnya.
Di Natale sebenarnya sempat memutuskan untuk pensiun musim lalu. Namun dia membatalkan masa pensiunnya untuk kembali membela Udinese. Ada alasan mengapa dia melakukan itu.
"Itu masa sulit bagi tim dan saya. Ayah saya sakit keras, Udinese kalah 6 laga sejak Oktober sampai Januari. Kritik juga sangat pedas, bukan kepada saya, tapi tim. Jika dirunut lagi keputusan ini karena Presiden Pozzo. Dia membuat saya merasa jadi pemain penting," jelasnya. (Bersambung ke page 3: Jadi Pelatih?)
Advertisement
Jadi Pelatih?
Jadi Pelatih?
Antonio di Natale juga mulai merasakan jika dirinya bakal mendapatkan posisi di luar lapangan saat benar-benar pensiun di Udinese. Berminat jadi pelatih? Ini jawaban striker produktif tersebut.
"Saya bicara dengan Presiden soal stadion baru. Saya pun jadi tahu jika di masa mendatang bakal ditawari jabatan di luar lapangan. Bukan jadi pelatih karena sulit untuk mengurus pemain.
Pria kelahiran Naples Napoli ini memang mutiara di Italia. Memulai karier di Empoli, dia mencetak 49 gol di 158 laga. Di Udinese, dia makin dikukuhkan menjadi pemain legendaris. Dia mencetak 181 gol di 339 pertandingan.