Liputan6.com, Jakarta - Tidak ingin para pemainnya terganggu karena harus meladeni media, pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl mengultimatum media agar 'menjaga jarak' dengan para pemain.
Riedl melarang media melakukan wawancara khusus di Hotel atau kamar pemain. Pelatih asal Austria itu hanya mengizinkan jurnalis berinteraksi dengan pemain setelah latihan di lapangan.Â
Sang arsitek ingin memberikan pemain istirahat berkualitas tanpa diberondong pertanyaan wartawan. Imbauan itu disampaikan Riedl setelah memimpin latihan Timnas Indonesia di SUGBK, Kamis sore (13/11/2014).
Advertisement
Jelang perhelatan Piala AFF 2014, Timnas Indonesia kembali menjadi sorotan. Media berbondong-bondong mengupas seputar persiapan Skuat Garuda sebelum bertolak ke turnamen tertinggi di Asia Tenggara itu.
"Tidak ada wawancara pemain di kamar Hotel. Mereka harus beristirahat. Pemain bisa diwawancarai sebelum dan setelah latihan," tegas pelatih asal Austria itu.
Pengalaman buruk 2010
Riedl sepertinya tidak ingin pengalaman buruk empat tahun lalu terulang. Pelatih 65 tahun itu merasa agenda agenda 'sempalan' seperti wawancara khusus dan pertemuan dengan tokoh politik membuat konsentrasi pemain menurun dan membuat pemain kelelahan.
Eksploitasi media yang berlebih menurut dia justru menjadi bumerang. "Selalu ada wawancara atau foto buat pemain. Saya tidak mungkin memberi kebebasan soal itu. Pemain butuh istirahat dan konsentrasi," kata Riedl, 2010 lalu. "Padahal, ini hanya sekadar permainan," sungutnya.
Hal itu diduga menjadi penyebab utama kekalahan Indonesia di leg pertama partai final dengan skor 3-0 di leg 1. Indonesia kalah agregat 4-2 setelah memetik kemenangan 2-1 di pertemuan kedua. Indonesia berhak menjadi runner-up.
Advertisement