Liputan6.com, Jakarta - Arsenal musim ini terancam kembali gagal meraih tofi Liga Premier Inggris setelah tampil kurang menggigit di awal musim. Saat ini skuat asuhan Arsene Wenger masih berada di peringkat enam klasemen sementara.
Arsenal musim lalu sukses mengakhiri puasa gelar selama sembilan tahun. Pasukan The Gunners menumbangkan Hull City 3-2 di partai pamungkas Piala FA Mei lalu.
Namun, Arsenal tampaknya harus bermimpi lebih lama untuk kembali mengangkat trofi Liga Premier Inggris. Pasukan Meriam London terakhir kali merasakannya pada musim 2003/2004 lalu.
Performa Arsenal di awal musim 2014/2015 terbilang cukup labil. Hingga pekan kesebelas, Mikel Arteta dan kawan-kawan terpaku di posisi keenam dengan 17 angka. The Gunners hanya unggul satu poin dari Manchester United yang berada satu strip dibawahnya.
Arsenal sejauh ini sudah dua kali menelan kekalahan, salah satunya dari seteru sekotanya, Chelsea. Tapi, yang paling mengkhawatirkan adalah banyaknya jumlah hasil imbang yang mereka dapat.
Berikut lima faktor penyebab buruknya penampilan Arsenal musim ini:
Â
Buruknya Pembelian Awal Musim
1. Buruknya Pembelian Awal Musim
Arsenal mendatangkan lima pemain baru pada bursa transfer awal musim ini. Mereka adalah Alexis Sanchez, Mathieu Debuchy, David Ospina, Calum Chambers, dan Danny Welbeck.
Hingga kini baru Alexis Sanchez yang terbukti berhasil menunjukkan performa cemerlang. Pemain berkebangsaan Chili itu mencetak tujuh gol dari sembilan partai di Liga Premier Inggris.
Penampilan Calum Chambers sejauh ini sebenarnya terbilang cukup lumayan. Sayang, pemain bertahan berdarah Inggris itu sering terlambat mundur ketika Meriam London diserang. Contoh nyatanya adalah ketika melawan Chelsea di mana dia sering kalah duel dengan Eden Hazard di sisi kanan lapangan.
Â
Advertisement
Penempatan Posisi Pemain yang Dipaksakan
2. Penempatan Posisi Pemain yang Dipaksakan
Ya, tak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebab utama buruknya penampilan Arsenal musim ini adalah karena banyaknya pemain yang tak diposisikan di tempat terbaiknya. Hal itu juga tak lepas dari badai cedera yang saat ini melanda Arsenal.
Berbeda dengan pada saat era Thierry Henry. Kala itu, para pemain memiliki tugas yang jelas. Henry bertugas mengobrak-abrik pertahanan lawan dari sisi kanan. Sementara, Patrick Vieira bertugas sebagai gelandang pengangkut air, atau pemutus pertama serangan lawan.
Namun, Arsene Wenger musim ini seperti kehabisan cara untuk mengerahkan kemampuan terbaik para pemainnya. Mesut Ozil adalah salah satu contohnya.
Ozil memiliki kecepatan dan determinasi mumpuni untuk bersaing di Liga Premier Inggris. Tapi, Wenger hingga kini masih enggan menempatkannya di posisi sayap.
Aaron Ramsey adalah contoh lainnya. Musim lalu, Ramsey adalah gelandang tengah lengkap, bagus dalam bertahan dan menyerang. Tapi, musim ini dia hanya bertugas membantu pertahanan saja.
Â
Buruknya Manajemen Permainan
3. Buruknya Manajemen Permainan
Sejak awal masa kepemimpinannya, Wenger selalu memainkan pola yang sama, yakni permainan atraktif umpan-umpan pendek cepat dari kaki ke kaki. Umpan panjang adalah dosa besar bagi gaya permainan Arsenal.
Gaya main itu tetap dipertahankan Wenger hingga musim ini. Sayangnya, Wenger musim ini tak memiliki para pemain dengan kecerdasan mumpuni untuk menerapkannya di atas lapangan.
Mikel Arteta, snag kapten, merupakan penerjemah utama kemauan Wenger di atas lapangan. Pemain asal Spanyol itu pun memiliki kemampuan mengatur ritme dan serangan balik yang cepat.
Yang menjadi masalah adalah ketika Arteta tak bisa diturunkan. Penggantinya adalah Mathieu Flamini, pemain yang hanya tahu mengejar dan merebut bola dari kaki lawan.
Advertisement
Badai Cedera
4. Badai Cedera
Badai cedera menjadi faktor paling utama di balik penurunan performa Arsenal. Kesalahan Wenger lainnya adalah dia terlalu banyak melepas pemain bertahan awal musim ini.
Kini, Meriam London hanya memiliki enam pemain bertahan (jika pemain muda Bellerin juga dihitung). Kebetulan pemain di lini ini adalah yang paling banyak cedera.
Alhasil, Nacho Monreal dipaksakan berduet dengan Per Mertesacker di jantung pertahanan dan menjadi titik lemah terbesar Arsenal musim ini.
Â
Sindrom Ketergantungan Alexis Sanchez
5. Sindrom Ketergantungan Alexis Sanchez
Ya, Sanchez benar-benar menjadi pembelian tersukses Arsenal sejauh ini. Pemain berkebangsaan Chili itu langsung nyetel dengan gaya permainan The Gunners meski baru pindah dari Barcelona.
Kita tentu masih ingat dengan aksi heroiknya di pertandingan melawan Sunderland dan sepasang golnya saat bersua Burnley yang mengantar Meriam London menang tiga gol tanpa balas.
Berbekal tujuh gol yang telah dikemasnya dari sembilan laga di Liga Premier Inggris, Sanchez langsung didaulat sebagai juru gedor utama Arsenal musim ini.
Masalah besarnya adalah ketika Sanchez absen main. The Gunners tak memiliki penyerang pelapis yang sama baiknya. Olivier Giroud dan Danny Welbeck belum mampu diandalkan.
Advertisement