Sukses

Pelatih Thailand: Main Aman Tapi Tetap Menyerang

Dia menjamin, pemain telah berpengalaman mengatasi tekanan.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Meski telah menyatakan Thailand akan bermain berhati-hati di semifinal leg 2, pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang berjanji akan tetap menampilakan permainan cantik dari 'Si Gajah Putih'

Menghadapi partai pamungkas di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (20/12/2014) besok, Thailand berada dalam posisi menguntungkan. Chantip Songkrasin mengantongi keunggulan setelah memetik kemenangan 2-0 di leg pertama. Itu artinya, Thailand hanya butuh hasil imbang untuk mendapatkan titel juara sejak terakhir kali mereka meraihnya pada 2002 lalu.

Sang pelatih pun menjamin, tim asuhannya tidak terbebani dengan target tersebut. Bertindak sebagai tim tamu, menurut Kiatisuk tidak mempengaruhi mental para pemain. Dia telah meminta tim melupakan tekanan dan intimidasi suporter yang kemungkinan berpotensi timbul di Bukit Jalil.

"Tentu saja, saya percaya pemain tidak akan gugup. Saya telah katakan pada pemain, target mereka tetap berada dalam performa tertinggi. Anda harus belajar bermain dengan tekanan tinggi. Bermain bagus dan hanya fokus ke sepakbolam," ujar pelatih berjuluk Zico Thailand itu.

Dia menjamin, pemain telah berpengalaman mengatasi tekanan. Mayoritas pemain Thailand saat ini jebolan SEA Games 2013 dan Asian Games 2014. Dalam dua perhelatan multi-event itu, Thailand masing-masing melaju hingga final dan mencapai semifinal.

"Rata-rata pemain kami bermain di SEA Games 2013 dan juga melawan tuan rumah Korea Selatan di seminal Asian Games," ucap pelatih 41 tahun itu.

Menghadapi Malaysia di leg 2, Thailand kemungkinan besar tidak akan mengubah komposisi pemain. Pelatih yang juga mantan Polisi itu masih tetap mempercayakan kiper Kawin Thammasatchanan, Chanatip "Messi J" Songkarasin, pemain naturalisasi Swiss-Thailand, Charyl Chappuis, striker Adisak Kraisorn, Krokriet Thawikan, Sarach Yooyen, Perapat Notechaiya, Narubadin Weerawatnodom dan Tanaboon Keesart.

Sang pelatih pun menginstruksikan pemain tetap bermain keluar menekan. "Kami bermain aman tetapi itu bukan berarti kami berdiam di daerah pertahanan dan melindungi keunggulan. Itu akan sangat berbahaya jika kami hanya berusaha mempertahankan keunggulan," tutur dia.