Liputan6.com, Jakarta - Chelsea akan bertandang ke markas Stoke City dalam laga pamungkas pekan 17 Liga Premier Inggris. Dalam lawatan ke Britannia Stadium, Pelatih The Blues, Jose Mourinho menginginkan dua kado Natal.
Kado pertama, Mourinho berharap timnya mampu memenangi laga tersebut. Dan kado kedua, pelatih berkebangsaan Portugal itu ingin dinobatkan sebagai pelatih terbaik bulanan Liga Premier Inggris.
Hal ini wajar. Sebab, Mourinho jarang sekali mendapatkan gelar bulanan tersebut. Apalagi saat ini prestasi Chelsea sedang bagus-bagusnya.
The Blues kini menempati peringkat pertama klasemen Premier League mengantongi 39 poin. Posisi tersebut belum bergeser hingga pekan ke 17 jelang Natal. Ini yang membuat Mourinho mengkritik Premier League yang jarang memilihnya sebagai pelatih terbaik bulanan.
Selama dua periode melatih di Inggris 2004-2008 dan 2013-sekarang, Mourinho hanya tiga kali mendapat penghargaan individual itu. Pada November 2004, Januari 2005, dan Maret 2007. Sepanjang melatih di Chelsea sejak musim lalu, Mourinho belum pernah merebut gelar pelatih terbaik bulanan.
"Sebenarnya saya tidak peduli. Tapi selama 4 tahun di sini, saya hanya tiga kali menjadi pelatih terbaik bulanan," ujar Mourinho pada Daily Star.
Selanjutnya >>>
Masa bodoh
Terlepas "masa bodoh" dengan gelar tersebut, tersirat keinginan sang pelatih untuk menyabet penghargaan tersebut. Dia menilai ada yang tidak beres dengan penilaian tersebut.
Di mata arsitek asal Portugal itu, title edisi bulanan itu bersifat subyektif. "Jadi pasti ada yang tidak beres dalam pemilihan itu. Saya yakin mereka tidak suka dengan saya. Tapi saya tidak peduli dan hanya ingin Chelsea menang," ujarnya.
Dan untuk membuktikan, panelis pelatih terbaik bulanan salah memberikan penilaian, Mourinho mutlak memberikan kemenangan melawan Stoke City di Brittania Stadium, Senin (22/12/2014) atau Selasa dinihari WIB.
Kilas balik ke belakang, Chelsea punya tradisi unik di penghujung tahun. Ketika memuncaki klasemen saat Natal, Chelsea tampil sebagai juara. Itu sudah tiga kali terjadi saat Chelsea keluar sebagai juara musim 2005, 2006, dan 2010.
Pada 2005, Chelsea memimpin 4 poin dari Arsenal, setahun kemudian--ketika Natal--Chelsea menggunguli Manchester United 9 poin. Terakhir menjadi juara empat tahun lalu, di tangan Carlo Ancelotti, Chelsea memimpin 4 poin atas MU.
Meski berada di atas angin kontra Stoke City, Chelsea sejatinya dalam tekanan hebat. Betapa tidak, Manchester City yang terus membayangi di peringkat 2 mampu mengemas poin yang sama dengan Chelsea, 39 poin.
Selanjutnya >>>
Advertisement
Turunkan duet maut
Kubu Stoke sejatinya bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai keuntungan untuk tetap berada dalam trend positif. Sebagai tim papan tengah, Stoke ternyata mampu mengalahkan Arsenal 2-3 dua pekan silam dan bermain imbang kontra Crystal Palace.
Pelatih Mark Hughes tampaknya bakal kembali menurunkan dua amunisi andalnya, Bojan Krkic dan Petr Crouch. Dua pemain itu sukses mencetak gol ketika mengalahkan Arsenal.
"Mereka berdua bukan John Toshack dan Kevin Keegan, karena Bojan sedikit pemain yang berbeda," ujar Mark Hughes, pelatih Stoke.
"Tapi jelas, mereka bekerja dengan baik ketika melawan Arsenal, kombinasi mereka di kotak penalti sangat bagus. Kami akan coba mengulangi lagi ketika menghadapi Chelsea. Itu jadi harapan kami."