Liputan6.com, Jakarta - Mantan pemain Manchester United, Gary Neville, angkat bicara terkait reaksi keras Manajer Chelsea, Jose Mourinho pada pertandingan Southampton vs Chelsea, Minggu (28/12/2014). Menurutnya, protes keras yang dilayangkan The Special One (julukan Mourinho) merupakan bagian dari rencananya.
The Blues ditahan imbang, 1-1, oleh Southampton di Stadion St Mary. Tapi, pada pertandingan tersebut Chelsea sebenarnya memiliki keuntungan untuk unggul bahkan meraih kemenangan setelah gelandang Chelsea, Cesc Fabregas dijatuhkan di kotak penalti Soton.
Namun, wasit Anthony Taylor yang memimpin pertandingan justru mengganjar Fabregas dengan kartu kuning. Fabregas dinilai melakukan diving.
Hal inilah yang membuat manajer asal portugal itu marah dan memprotes keras wasit dengan mengatakan bahwa Taylor telah melakukan kesalahan yang besar. Bahkan, Mourinho menilai bahwa ada sebuah skandal besar yang tak menginginkan Chelsea menjadi juara.
"Semua orang tahu itu adalah penalti. Wasit membuat kesalahan, saya tahu setiap orang kerap membuat kesalahan, tapi ini adalah sebuah kesalahan besar," kata Mourinho seperti dikutip dari BBC Sport.
Bersambung ke halaman berikutnya---->
Rencana Mourinho
Menanggapi itu, Neville justru memiliki pendapat pribadi yang berbeda. Ia menjelaskan bahwa protes ini sengaja dilakukan oleh Mourinho untuk membuktikan bahwa timnya tak pernah tunduk dengan keputusan wasit di sisa kompetisi.
"Dia telah menanam bibit untuk sisa musim ini. Ia mungkin akan mengambil hal yang baik dari tindakannya hari ini suatu saat nanti," kata Neville seperti dikutip dari Sky Sport News.
"Apa yang Mourinho lakukan hari ini membuktikan ia telah menggambar sebuah garis pembatas dan berkata 'Saya tidak menerima ini lagi'. Ia membiarkan wasit tahu ini tidak dapat diterima untuk sisa musim ini," jelas mantan bek kanan MU ini.
Â
Advertisement