Liputan6.com, Barisan belakang menjadi fokus Manchester United (MU) di bursa transfer tengah musim ini. Meski mulai menunjukkan lompatan besar di klasemen, manajer The Red Devils Louis Van Gaal tampaknya masih belum tenang dengan komposisi bek yang menghuni tim saat ini.
Bisa dimaklumi bila Van Gaal masih cemas terhadap barisan belakang tim menghadapi sisa musim. Dari klasemen Premier League, diketahui bila jumlah kebobolan tim langganan juara itu menempati posisi terbuncit dari tiga kontestan papan atas. Hingga memasuki pekan ke-19 Premier League, Setan Merah kemasukan 19 gol, paling banyak dibanding Chelsea dengan total kemasukan 14 gol dan rival sekota, Manchester City dengan 17 gol. Bahkan, jumlah kemasukan MU lebih banyak dari Southampton dengan 15 gol.
Padahal, di bursa transfer musim panas lalu, The Red Devils mendaratkan dua pemain bertahan: Marcos Rojo dan Luke Shaw. Tapi kedatangan dua pemain itu tidak langsung memberikan kontribusi signifikan buat tim. MU mengalami start mengecewakan. Termasuk harus mengakui kekalahan 3-5 dari tim promosi, Leicester City.
Van Gaal sendiri sempat menyampaikan pekerjaan rumah terbesar membenahi barisan pertahanan. Dia berujar, "Akan tetapi, pemain depan juga memiliki tanggung jawab. Ini sebuah perpaduan para pemain di dalam skuat. Ketika keboblan, ini bukan semata blunder dari pemain bertahan saja. Semua memiliki andil. Kami terus menelusuri dan membenahinya."
Dan bisa ditebak, bila sektor belakang menjadi konsentrasi di pertengahan musim nanti. Sejumlah nama kandidat masuk dalam daftar buruan dan mengerucut pada tiga nama: Matt Hummels, Ron Vlaar, dan Gerard Pique. Tiga pemain itu memang tidak memberikan jaminan, prestasi MU bakal konsisten. Namun sebenarnya, siapa paling pantas di antara ketiga orang itu untuk memperkuat MU? Berikut ulasannya.
Mats Hummels
Nama pemain asal Jerman ini sudah tidak asing. Matt Hummels sudah menjadi incaran The Red Devils sejak bursa transfer musim panas lalu. Negosiasi yang alot, membuat MU mundur perlahan mendatangkan pemain berambut gondrong tersebut. MU kemudian menitikberatkan pada sosok Marcos Rojo dan Luke Shaw.
Melihat statistik Hummels, tidak salah bila mencantumkan nama Hummels dalam daftar buruan tim di pertengahan musim nanti. Sepanjang musim ini, Hummels menjadi pemain Borussia Dortmund rajin melakukan intercept dengan rata-rat 2,6 tiap laga serta bisa melakukan rata-rata 1,7 tekel bersih dan hanya sekali melakukan kesalahan penyebab kebobolan. Mengacu data tersebut, rasanya menjadi keputusan tepat mendatangkan Hummels ke Old Trafford.
Hanya saja, menjadi catatan, musim ini kepercayaan diri Hummels tengah menurun pascahasil mengecewakan di Bundesliga. Ya, Dortmund kini menempati zona degradasi menghuni peringkat ke-19. Die Borussen kebobolan 26 gol dan baru mengantongi 15 poin. Ancaman degradasi membayangi tim yang identik dengan warna kuning-hitam tersebut.
"Kalau Anda bertanya klub mana yang terbaik buat saya, saya memilih bergabung dengan klub yang mampu memberikan rasa senang dalam bermain sepak bola. Jika ada klub besar yang mendatangi saya tapi saya tidak bisa mengekspresikan permainan saya di tim, untuk apa saya terima tawaran mereka?," kata Hummels.
Advertisement
Ron Vlaar
Sama-sama berasal dari Belanda, kemungkinan besar Van Gaal akan memanfaatkan koneksi tersebut untuk mendatangkan Ron Vlaar dari Aston Villa. Penampilan mengesankan Belanda di Piala Dunia 2014, menjadi tolak ukur Vlaar sejatinya bisa menjadi opsi MU. Dan Vlaar juga tidak kesulitan beradaptasi di tim karena rekan kompatriotnya, Daley Blind telah lebih memperkuat MU.
Bila dibandingkan dengan Hummels, kontribusi Vlaar masih di bawah defender asal Jerman itu. Sejauh ini, Vlaar rata-rata melakukan 2,4 intercept dengan rata-rata 0,6 tekel bersih di tiap pertandingan. Hanya saja, Vlaar belum pernah membuat blunder hingga terjadi gol. Meski beda-beda tipis dengan Hummels, palang pintu 29 tahun itu tetap bisa memberikan kenyamanan buat Van Gaal.
Untuk mendapatkan Vlaar, sebenarnya tidak sulit. Pasalnya, masa depan sang pemain masih menggantung. "Tidak ada hal apapun yang mesti saya sampaikan," kata Vlaar datar, menyinggung kelanjutan kontrak bersama The Villans. "Saya sudah berbicara dengan manajer beberapa kali mengenai kontrak baru, tapi belum ada perkembangan berarti," aku Vlaar.
Gerard Pique
Nama terakhir sudah tidak asing. Sempat memperkuat MU periode 2004-2008, Pique ditendang MU di era pelatih Sir Alex Ferguson. Beruntung, klub lamanya, Barcelona bersedia menampungnya. Sejak kembali ke pangkuan Barcelona pada 2008, polesan tangan Josep Guardiola membuat bek 27 tahun itu mampu menunjukkan kualitas sebagai bek papan atas.
Pique sendiri sampai saat ini masih menjadi andalan di jantung pertahanan. Kekasih penyanyi seksi Shakira itu mampu melakukan 1,8 intercept di tiap pertandingan dan mampu memenangkan rata-rata 1,27 tekel bersih di setiap pertandingan. Sebagai pemain dengan segudang gelar bersama Barcelona dan sempat memperkuat MU, tidak salah rasanya bila MU kembali mendatangkannya.
Spekulasi yang berkembang, MU harus menebus banderol sebesar 24 juta poundsterling (Rp 465 miliar) untuk Pique. Kendati Barcelona telah membesarkan namanya, sang pemain mengaku sebagai fans berat MU."Saya selalu berkata, klub saya adalah di Spanyol (Barcelona) dan di Inggris saya ingin Manchester United untuk menang," kata Pique.
Advertisement