Liputan6.com, London Chelsea baru saja mendatangkan bintang baru asal Kolombia, Juan Cuadrado. Dana sebesar Rp 516 milliar digelontorkan The Blues untuk mendapatkan tanda tangan pemain yang sebelumnya memperkuat Fiorentina. Namun, siapa sangka, dibalik kecermelangan Cuadrado ternyata pria berusia 26 tahun ini memiliki kisah suram semasa kecilnya.
Cuadrado yang lahir di kota Necocli, Kolombia pada tahun 1988 yang juga bertepatan dengan beberapa hari sebelum Chelsea terdegradasi dari Liga Premier. Cuadrado kecil dibesarkan di kota pelabuhan Tumaco yang merupakan salah satu daerah paling berbahaya di Kolombia.
Di kota pelabuhan tersebut, Cuadrado harus berjuang dengan melihat banyak sekali kekerasan. Peredaran narkoba juga bukan pemandangan yang langka di kota tersebut.Namun, yang paling tak bisa dilupakan ketika ayah Cuadrado, Guillermo mati ditembak oleh gerilyawan saat Cuadrado masih berusia lima tahun.
Baca Juga
Pada kejadian tersebut, meski masih kecil, Cuadrado menyatakan masih mengingat dengan jelas proses penembakan sang ayah yang bekerja sebagai supir truk tangki yang memuat bahan bakar. Ketika proses penembakan terjadi, Cuadrado mengaku bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.
Usai kematian sang ayah, Cuadrado lantas diasuh oleh ibunya yang bernama Marcella. Cuadrado pernah berjanji kepada sang ibu akan selamanya tinggal bersama hingga ia memiliki keluarga sendiri.
Advertisement
Karier Sepak Bola
Mengawali karier sepak bola di klub kecil Kolombia, Independiente Medellin, Cuadrado ternyata sempat tak tampil mengesankan bersama klub itu. Ia akhirnya bersama sang ibu memutuskan untuk pindah ke Italia dan memulai karier bersepak bola di Udinese.
Gagal mendapatkan tempat utama bersama Udinese, Cuadrado dipinjamkan ke Lecce dan tampil sangat mengesankan. Pada tim ini pula, Cuadrado mulai bermain sebagai pemain sayap setelah sebelumnya lebih sering dipasang sebagai seorang striker atau bek sayap.
Cemerlang di Lecce, Cuadrado akhirnya dipinang oleh Fiorentina. Bersama Fiorentina, performa Cuadrado kian menanjak hingga bintang La Viola saat itu, Luca Toni menjulukinya dengan sebutan 'Vespa' karena pergerakan lincahnya saat melewati lawan.
Kini, setelah tiga musim berseragam Fiorentina, Cuadrado akhirnya hijrah ke Chelsea pada bursa transfer Januari. Ia mengikat kontrak berdurasi empat setengah tahun.
Sekedar info, meski kini tinggal terpisah dengan sang ibu, namun Cuadrado masih senang minta dikirimi minuman khas Kolombia miju-miju dan kacang rebus buatan ibunya. Ia juga gemar mengepang rambutnya sendiri dan apabila ia sudah melakukan ini maka ia akan betah duduk berjam-jam lamanya.
Baca Juga:
6 Pemain Brasil yang Hancur di Usia Produktif
Advertisement