Liputan6.com, Jakarta Posisi striker menjadi barang langka di bursa transfer ISL musim ini. Sejumlah klub dibuat pusing dengan sektor juru gedor.Â
Padahal mereka juga diburu waktu menyerahkan nama pemain pada PT Liga Indonesia maksimal sepekan setelah ISL 2015 bergulir 21 Februari 2015 mendatang.
Sang juara bertahan, Persib Bandung menjadi tim yang paling merasakan kendala tersebut. Sejauh ini, Persib belum menemukan striker yang cocok.
Advertisement
Jelang keberangkatan ke Vietnam untuk melakoni Kualifikasi Liga Champions Asia (LCA), tim berjuluk Maung Bandung itu masih berkutat menyeleksi penyerang. Sejak melepas Ferdinand Sinaga di akhir musim ini, Persib tampak menemui jalan buntu mencari striker.
Maycon Calijuri dan Koh Traore menjadi contoh terbaru. Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman mengisyaratkan belum puas dengan dua pemain itu.
Seleksi kembali dilakukan raksasa asal Jawa Barat itu dalam perjuangan mencari bomber. Persib kembali menguji bomber asing asal Brasil, Robson Da Silva dan Kim Shin-young, dari Korea Selatan.
Soal kesulitan pemain depan, Djadjang punya alasan."Sebenarnya bila ada stok, lebih baik. Tapi ini stoknya tidak ada. Jadi kami mencari pemain yang belum pernah ke sini," ungkap Djadjang kepada Liputan6.com.
Masalah serupa juga dialami Persebaya Surabaya. Sepeninggal Emmanuel Kenmogne ke Kelantan FA, tim berjuluk 'Bajul Ijo' itu tampak kalang kabut mencari striker. Pilihan Persebaya akhirnya dipaksakan jatuh pada mantan gelandang bertahan Manchester United (MU), Eric Djemba Djemba, asal Kamerun.
Meski berstatus sebagai eks pemain MU, Djemba-Djemba tidak lantas memberikan garansi bisa didaulat menjadi mesin gol baru Persebaya menggantikan Kenmogne lantaran statusnya memang bukan sebagai pemain depan natural.
Fenomena klub sulit mencari pemain depan ikut menyita perhatian Djadjang. Dia pernah mengungkapkan, bila sulit mencari pemain striker dalam negeri. "Kalau untuk lokal sulit. Sekarang siapa pemain lokal yang mumpuni?," kata Djadjang.
Simak kendala masalah ikatan kerja di halaman berikut >>
Kontrak Semusim
Selain pemain lokal belum bisa membuat pelatih tenang, jika berkaca musim lalu, Persib Bandung dan Persebaya juga memiliki penyerang mumpuni. Ferdinand dan Kenmogne menjadi mesin gol di tim masing-masing. Namun terbentur kontrak, dua pemain itu memilih hengkang.
Ya, masalah kontrak selama satu musim juga menimbulkan masalah. Dengan kontrak berdurasi setahun membuat pemain tersebut sulit menaikkan nilai kontrak untuk tahun berikutnya.
Spekulasi yang berkembang, Ferdinand meminta tambahan nilai kontrak sebesar Rp 1, 5 miliar di musim 2015. Namun, belakangan Persib hanya sanggup membayar Rp 1 miliar. Padahal, rumor menyebut, nilai kontrak sponsor Persib naik tiga kali lipat dari musim 2014. Terlebih, Persib menjadi tim ISL yang satu-satunya marup profit musim lalu.
Begitu juga dengan Kenmogne. Seorang sumber terpercaya Liputan6.com di Persebaya mengungkapkan bahwa Kenmogne meminta ikatan dengan nilai sebanyak Rp 3 miliar alias meningkat Rp 1 miliar dari musim sebelumnya.
Praktis, negosiasi perpanjangan kontrak terganjal dan dua pemain tersebut pun memutuskan hengkang. Dampaknya, klub harus mencari penyerang lagi guna mengarungi sisa musim kompetisi ini.
Daya tarik ISL tak sekuat  di jiran Indonesia, di halaman berikut >>
Advertisement
Liga Tetangga Menggiurkan
Aspek terakhir, tidak dapat dimungkiri bila liga negara tetangga, lebih menjanjikan. Dua tulang punggung Arema Cronus, Alberto Goncalves dan Gustavo Lopez angkat koper dari Arema. Beto dan Gustavo sama-sama hijrah ke Malaysia.
Bedanya, Beto memperkuat Penang FA sedangkan Lopez berseragam Terengganu. Jalan serupa juga ditempuh Kenmogne yang tampil untuk Kelantan FA.
Beto, pemain yang sukses bersama Persipura Jayapura itu tidak memungkiri, bila fulus menjadi alasan utama bermain di negara tetangga. "Kontrak memang lebih besar. Tapi saya tidak hanya berpikir soal kontrak saja. Lebih pada suasana baru," ujar Beto.
Pemain asal Brasil itu menjadi contoh nyata, nilai kontrak ikut menentukan untuk memagari pemain.
Arema memang tidak memiliki masalah dengan lini depan menatap ISL musim ini. Mereka bisa langsung "klik" dengan striker asing Yao Rudi dari Liberia. Meski begitu, Yao Rudi sempat membuat pelatih Arema, Suharno garuk-garuk kepala karena tipikal permainannya sebenarnya tidak dibutuhkan tim.
"Saya sempat bertanya, di posisi mana dia bermain. Rudy kemudian menjawab, dia biasa menjadi target man di tengah. Sedangkan kami sebenarnya justru sedsang mencari striker yang bisa bermain melebar ke kanan dan kiri," ujar Suharno beberapa waktu lalu.
Nah!
Baca Juga:
Van Gaal Jadi Dalang MU Runtuhkan Rezim Ferguson