Liputan6.com, Balikpapan - Rodrigo Santana merupakan bagian dari generasi emas timnas bola voli Brasil. Bersama Gilberto Godoy, Dante Amaral, Anderson Rodrigues, dan di bawah besutan pelatih Bernardo Rezende, ia membawa Brasil menjadi tim yang paling disegani mulai dari 2000 hingga 2012.
Rodrigo turut berperan mengantarkan Brasil meraih medali emas Olimpiade 2004. "Itu merupakan momen terbaik yang pernah ada selama saya hidup," ucapnya kepada Liputan6.com pada seri pertama Pertamina Proliga 2015 di Balikpapan, Kalimantan Timur, pekan lalu.
Brasil nyaris kembali meraih emas pada Olimpiade 2008 di Beijing dan Olimpiade 2012 London. Sayang, Rodrigo dan kawan-kawan harus puas merebut perak. Di final Olimpiade 2008, Brasil kalah 1-3 dari Amerika Serikat. Sementara di Olimpiade 2012, Brasil menyerah 2-3 dari Rusia.
Prestasi Rodrigo tak hanya di Olimpiade. Pemain berposisi quicker dengan tinggi 205 cm tersebut juga pernah meraih tiga emas kejuaraan dunia bersama Brasil. Ia juga merasakan tujuh emas dalam liga dunia.
Mundur dari kompetisi bola voli indoor pada 2012, Rodrigo lalu beralih ke voli pantai dalam tiga tahun terakhir. "Namun, saya tidak mengincar prestasi di sana. Saya hanya bersenang-senang saja," ucapnya.
Namun, pemain yang bakal berusia 36 tahun pada April 2015 nanti itu kembali turun gunung ke voli Indoor. Ini menyusul ketertarikan Palembang Bank Sumsel Babel terhadap Rodrigo. Tim yang diasuh Mashudi itu kepincut dengan kebolehan Rodrigo lewat tayangan di Youtube.
Rodrigo Butuh Waktu Kembalikan Kondisi
Sayang, Rodrigo yang baru bergabung dua pekan bersama Palembang Bank Sumsel Babel dalam pusat pelatihan di Sentul, Bogor, tidak tampil mengesankan di Balikpapan. Bank Sumsel Babel pun kalah 1-3 dari Jakarta Electric PLN.
"Saya butuh waktu lebih lama untuk mengembalikan kondisi saya seperti semula. Hanya latihan selama dua minggu belum cukup," ucap pria yang akrab disapa Rodrigao itu.
Rodrigo yakin dirinya akan memberikan kontribusi lebih pada seri kedua di Palembang, akhir pekan ini. "Saya yakin akan kembali kompetitif saat seri Palembang nanti," tukasnya.
Ditanya atmosfer Proliga, Rodrigo menjawab dukungan penonton di Indonesia sama seperti di Brasil, yakni selalu riuh saat tim idolanya bermain. "Kalian punya liga dengan pemain asing yang bagus serta penonton yang luar biasa gila," tutur Rodrigo sambil tersenyum.
Karena itu, ia ingin bermain kembali di Proliga tahun depan jika ada klub yang meminatinya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan mengajak pemain Brasil lainnya untuk bermain di kompetisi bola voli kasta tertinggi di Indonesia. Apakah Giba dan Dante? "Giba sudah tidak bermain. Kita lihat saja nanti," Rodrigo mengakhiri.
Baca juga:
Utang MU Meningkat Menjadi Rp 7,503 Triliun
Advertisement