Liputan6.com, Nyon- Oleh Deny Adi
Presiden FIFA, Sepp Blatter mengaku kalau organisasinya khawatir usai mengetahui studi terkait rasisme di dunia sepak bola Rusia jelang perhelatan Piala Dunia 2018.
Sebuah laporan dari Fare network dan Sova Center yang berjudul "Time for Action" menemukan 200 kasus diskriminasi rasisme terjadi di pertandingan sepak bola Rusia kurun waktu Mei 2012 hingga Mei 2014. Salah satu fakta dari laporan ini
"Piala Dunia 2018 akan dihelat tiga tahun lagi dan memang aksi penanggulangan kasus rasisme sudah diambil oleh pemerintahan Rusia dan organisasi sepak bola tetapi bisa dibilang tindakan keduanya belum efektif."
Saat ditanya oleh Associated Press terkait masalah ini, Blatter mengaku sudah tahu dan khawatir soal perkembangan kasus rasisme di negeri Beruang Merah. Sebelumnya, pria asal Swiss itu mengatakan sudah mendapat garansi pribadi dari Presiden Vladimir Putin kalau negara pimpinannya itu masih sanggup menyelesaikan masalah rasisme dan penyelenggaraan Piala Dunia meski kondisi ekonomi negara tidak stabil.
Direktur Fare, Piara Power mengatakan kepada AP: "Masalah rasisme ini menunjukkan gambar yang menjijikan dari liga domestik yang dipenuhi oleh diskriminasi dan xenophobia (perasaan takut akan penduduk dari negara lain). Paham ekstrem kanan memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan kultur suporter."