Sukses

Otak-atik Formasi Terbaik Real Madrid

Perdebatan soal formasi 4-4-2 atau 4-3-3 terus berlanjut.

Liputan6.com, Madrid - Real Madrid sedang galau. Hanya meraih 1 poin dari 2 pertandingan La Liga menjadi penyebab kegelisahan Real Madrid musim ini. Melawan Schalke 04 pada Rabu (11/3/2015) nanti di leg kedua babak 16 besar Liga Champions, bakal menjadi momen bagi Real Madrid untuk bangkit.

Untuk mengetahui akar masalah permainan Madrid, ada baiknya diotak-atik seperti apa plus minus formasi yang dipakai pelatih Carlo Ancelotti untuk Real Madrid. Seperti dilansir as, ada 2 formasi yang dipilih Madrid yaitu 4-3-3 dan 4-4-2.

Formasi 4-3-3 menjadi pilihan utama Ancelotti musim ini. Pelatih asal Italia itu juga menegaskan jika formasi 4-3-3 adalah identitas Madrid, dimana dia bisa mengakomodasi tiga penyerang sekaligus di depan yaitu Benzema, Bale dan Cristiano (trio BBC).

Lalu bagaimana faktanya? Formasi mana yang lebih menguntungkan, 4-3-3 atau 4-4-2. Meski Ancelotti ngotot ingin mempertahankan 4-3-3, namun Ancelotti juga harus mempertimbangkan keuntungan memainkan formasi 4-4-2.

Lanjut ke halaman berikutnya untuk penjelasan lebih detail----->

2 dari 3 halaman

2

Formasi 4-3-3 dan 4-4-2 ternyata tidak memberi perbedaan yang terlalu mencolok. Di 26 laga dengan formasi 4-3-3 dan pakai trio BBC, Madrid meraih 77 persen kemenangan. Sedangkan 12 laga dengan formasi 4-4-2 berhasil dimenangkan Madrid dengan 75 persen kemenangan atau 9 laga.

Ada 4 laga Ancelotti mainkan formasi 4-3-3 tanpa BBC. Melawan Atletico Madrid di Piala Super Spanyol (James main di depan), 2 laga melawan Ludogorets (Chicharito gantikan Benzema) dan melawan Cornella di Bernabeu (James-Chicharito-Isco).

Meski tak banyak perbedaan, seperti dilansir as, tapi ada beberapa catatan penting yang bisa membedakan 4-4-2 atau 4-3-3. Dengan formasi 4-4-2, Madrid bisa lebih banyak menguasai bola. Aliran bola atau umpan dari lini tengah juga lebih banyak dengan formasi ini.

Sedangkan data statistik selebihnya tak jauh berbeda. Dengan 4-3-3, Madrid memiliki rata-rata gol 2,6. Sedangkan dengan formasi 4-4-2 rata-rata gol 2,8.Dengan formasi ini, Madrid lebih banyak cetak gol dari tengah yaitu 0,53 gol (4-3-3) dibandingkan 1,8.

Lihat statistik dibawah ini:

http://futbol.as.com/futbol/imagenes/2015/03/10/champions/1425949629_304917_1425961790_noticia_grande.jpg

keterangan: pases totales=total umpan, pases buenos= umpan berhasil, pases malos= umpan gagal, remates totales=total tembakan, remates a puerta= tembakan ke arah gawang, pases campo contrario= serangan balik, recuperaciones= merebut bola

Lanjut ke halaman berikutnya untuk komentar Ancelotti---->

3 dari 3 halaman

3

Lalu bagaimana Ancelotti menanggapi data-data di atas? "Saya tak memperhatikan betul statistik. Soalnya statistik tak bisa menggambarkan bagaimana realita sebenarnya," ujarnya.

Fakta berbicara jika formasi 4-4-2 bakal lebih baik dipakai saat menghadapi tim kuat. Sedangkan formasi 4-3-3 tidak begitu bagus ketika Madrid menghadapi lawan yang sulit.

Bukti nyata bisa dilihat dari hasil-hasil yang ditorehkan Madrid pada akhir Oktober dan awal November saat Bale cedera. Dengan 4-4-2, Madrid hantam Liverpool 2 kali yaitu 3-0 dan 1-0, melawan Barcelona menang 3-1, menang lawan Levante 5-0 dan Granada 4-0.

Jadi, mengapa Ancelotti masih ngotot dengan formasi 4-3-3? Dengan kembalinya Luka Modric,ada baiknya Ancelotti untuk menggelar kembali formasi 4-4-2 dengan mengorbankan salah satu dari trio BBC.

Baca Juga:

Adu Tajam, Messi "Lompati" Trio BBC

Madrid Kehabisan "Bensin" di 2015?

Kalah dari Vietnam, Aji Sudah Temukan Kerangka Timnas U-23