Liputan6.com, Timnas U-23 Indonesia dipastikan absen dalam gelaran Piala Asia U-22 tahun depan. Kekalahan 0-4 dari Korea Selatan mengubur asa Evan Dimas Cs tampil di Qatar.
Kekalahan dengan skor telak itu pun berdampak masif. Indonesia terlempar dari urutan lima besar runner-up terbaik. Meski demikian, mereka harus segera melupakan dan merespon kegagalan ini dengan cepat. Karena Juni mendatang, Garuda Muda tampil di ajang SEA Games 2015 Singapura.
Selama perhelatan Kualifikasi Piala Asia U-22, Indonsia sebenarnya tampil menjanjikan. Meski demikian, terdapat pekerjaan rumah yang mesti dirampungkan menatap multi-event dua tahunan tersebut.
Advertisement
Apa saja itu, berikut ulasannya berdasarkan angka statistik dari LabBola
Selanjutnya>>
1
1. Kreatif dalam Menyerang
Banyak yang beranggapan, Indonesia cukup diuntungkan berada segrup dengan Timor Leste dan Brunei Darussalam; notabene dua tim tersebut memiliki kekuatan di bawah Indonesia.
Tapi, tentu itu tak diraih dengan mudah. Terlebih dalam laga melawan Brunei, Muchlis Hadining cs kesulitan menembus pertahanan lawan. Setidaknya, ada tujuh gol yang mampu dicetak dari tiga pertandingan.
Jumlah itu diperoleh dengan melakukan 15 kali tembakan ke arah gawang lawan. Dari laga melawan Timor Leste, lima gol yang hadir berasal dari delapan tembakan tepat sasaran.
Kemudian melawan Brunei, barisan penyerang Indonesia melakukan tujuh kali melepaskan tendangan yang tepat mengenai sasaran. Selain itu juga melakukan 20 tendangan melenceng dan 10 tendangan mampu diblokir lawan.
Berkaca dari pertandingan melawan Brunei, sangat jelas timnas melakukan banyak percobaan tendangan, terutama dari luar kotak penalti. Kreativitas diperlukan untuk membongkar pertahanan lawan yang bermain ultra-defensif.
Aji Santoso perlu memikirkan skema lain selain memaksimalkan serangan dari sayap dan percobaan tendangan dari luar kotak ketika penyerangnya kesulitan menembus pertahanan lawan.
Ini penting karena SEA Games mendatang Indonesia kemungkinan besar kembali bertemu dengan Brunei, Timor Leste, dan negara Asia Tenggara lain yang disiplin dalam bertahan dan memilih untuk menunggu Indonesia mengambil inisiatif serangan.
Advertisement
2
2. Organisasi permainan belum terbentuk
Selain lini depan, organisasi permainan belum sepenuhnya terbentuk. Titik lemah ini nampak ketika Indonesia bertekuk lutut dari Korea Selatan.
Menghadapi lawan dengan kekuatan di atas Indonesia, permainan Manahati dan kawan-kawan didikte oleh lawan.
Terus-menerus digempur dengan tempo cepat dan ketika menguasai bola langsung ditekan dengan pressing tinggi. Bagi pemain bertahan, sangat menguras tenaga. Sementara ketika pemain mulai menguasai bola, pemain bingun mengalirkan bola.
Situasi itu jelas berbanding lurus dengan minimnya tekanan yang dihasilkan. Hanya ada dua percobaan tendangan dan keduanya melenceng. Jumlah umpan juga minim. Hanya melakukan 357 umpan dengan akurasi 77% di mana 276 umpan tepat sasaran dan sisanya gagal menemui rekannya.
Jumlah tersebut jauh jika dibandingkan dua pertandingan sebelumnya. Kala melawan Timor Leste, timnas sempat melakukan 522 umpan dengan akurasi 84,6%. Lalu di laga kedua, 585 umpan dilepaskan dengan akurasi 83,9%.
Di SEA Games nanti, Indonesia juga akan bertemu dengan Thailand, Singapura, Malaysia, maupun Vietnam yang organisasi permainannya lebih baik dibanding Brunei Darussalam dan Timor Leste.
Transisi dari bertahan ke menyerang dan sebaliknya perlu betul-betul dilatih agar pemain tak kebingungan ketika mulai menguasai bola.
Berani mengambil inisiatif mengatur tempo permainan juga sangat penting, ini karena fisik pemain tidak bisa untuk bermain cepat selama 90 menit.
Seperti ketika melawan Korea Selatan, tiga gol terjadi ketika pemain sudah kelelahan akibat diforsir sejak menit pertama.
3
3. Potensi Muchlis dan Adam Alis
Munchlis Hadi Ning jelas layak dikedepankan sebagai yang terbaik di ajang kualifikasi Piala Asia U-23 ini. Di tiga pertandingan, Muchlis mampu mencetak dua gol dan empat assist.
Catatan tersebut tentu mengesankan. Dia juga penyerang yang paling banyak mengancam gawang lawan dengan delapan percobaan tembakan di mana tiga di antaranya tepat sasaran, dua melenceng, serta satu diblok.
Mantan penyerang timnas U-19 ini juga menjadi game changer ketika mulai masuk di tengah-tengah pertandingan. Dalam laga menghadapi Brunei Darussalam, Muchlis baru masuk di babak kedua. Dengan masuknya Muchlis serangan timnas lebih hidup.
Terbukti dua gol tercipta yang merupakan kontribusinya. Pertama assist-nya pada Ahmad Nufiandani dan yang kedua dia mencetak gol melalui sundulan memanfaatkan umpan Antoni Putro.
Pemain kedua yang cukup menyita perhatian adalah gelandang enerjik, Adam Alis. Pemain yang kini memperkuat Persija Jakarta ini menorehkan masing-masing satu gol dan satu assist. Dia juga selalu jadi pilihan pertama timnas U-23. Aji Santoso tidak keliru memilihnya karena dia aktif baik saat menyerang maupun bertahan.
Adam Alis melepaskan 151 operan sukses, 34 di antarnya gagal. Dia sempat melakukan delapan percobaan tembakan dengan satu tepat sasaran, empat meleset, serta tiga diblok. Adam juga membuat tiga umpan silang sukses dan delapan gagal.
Untuk urusan membawa bola dia cukup ahli dengan tujuh kali dribel sukses dan dua kali gagal. Aksi bertahannya juga lumayan dua kali memotong bola dan tiga sapuan.
Advertisement
4
4. Grafis
Bagi Aji, tentu terlalu riskan memulainya dari awal alias membongkar pasang skuat. Bagaimana pun pemain yang tampil di Kualifikasi Piala Asia U-22 memiliki potensi dan sebagian sudah ditunjukkan. Dengan polesan yang tepat tim ini bisa meraih prestasi di Singapura bulan Juni mendatang.
Terus berjuang Garuda Muda...
(Sirajudin Hasbi/Labbola)