Sukses

5 Skandal Suap yang Hebohkan Sepak Bola Indonesia

Banyak skandal suap yang terjadi di sepak bola Indonesia sejak 1960, 5 kasus ini paling heboh.

Liputan6.com, Jakarta: Sepak bola Indonesia geger dengan terjadinya percobaan penyuapan yang diduga dilakukan oleh eks pemain Arema IPL dan Persiba Bantul, Johan Ibo kepada tiga pemain Pusamania Borneo FC (PBFC), Selasa (7/4/2015) sore. Suap dilakukan agar pemain Pusamania mau mengalah saat dijamu Persebaya Rabu (8/4/2015) malam di Stadion Gelora Bung Tomo.

Dua pemain yang diduga jadi percobaan penyuapan yaitu  Erick Weeks dan Oktovianus Maniani. Sedangkan satu pemain lagi belum diketahui. PSSI melalui Ketua Komite Disiplin, Hinca Panjaitan memuji sikap dan tindakan yang dilakukan pemain PBFC. Bahkan, PSSI sudah melaporkan usaha penyuapan ini kepada Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

Sangat disayangkan mengapa kasus penyuapan kembali terjadi. Namun, kisah penyuapan di sepak bola Indonesia ternyata bukan belakangan ini saja terjadi.

Sudah sejak lama beberapa kasus penyuapan mencuat di sepak bola Indonesia. Ada sekitar 12 kasus suap yang pernah mencuat, tapi 5 kasus ini paling heboh. Berikut detailnya seperti dirangkum dari berbagai sumber dan terhampar di 5 halaman berikutnya:

2 dari 6 halaman

1

1. Peristiwa Surabaya (1960)

Pada tahun 1960 lalu, PSM Makassar terpaksa menonaktifkan pemain andalan mereka, Ramang karena diduga menerima suap. Kala itu PSM menjadi incaran para bandar karena di periode akhir 1950-an dan awal 1960-an karena menjadi penguasa sepakbola Indonesia. Dua kali juara berturut-turut menjadi bukti hegemoni klub Sulawesi Selatan itu.

Di Kejurnas PSSI 1961, peristiwa memalukan menimpa PSM -- kelak orang akan lebih mengenalnya dengan "Peristiwa Surabaya". Dalam lanjutan kompetisi yang digelar di Stadion Tambaksari, 17 Juni 1961, secara mengejutkan Persebaya yang kala itu tergolong anak bawang, berhasil menahan tim kuat PSM dengan skor 3-3.

Padahal, saat pertandingan berlangsung tim kebanggaan Jawa Timur tersebut sempat tertinggal 1-3 dari PSM. Ramang menjadi tertuduh dan dia diskors seumur hidup.

3 dari 6 halaman

2

2. Skandal Senayan (1962)

Kali ini, skandal menimpa 18 pemain timnas yang menerima suap dari bandar judi. Saat itu pemain seperti Bob Hippy dan Wowo Soenaryo  dituduh menerima suap Rp 25 ribu per orang saat Indonesia menjamu Yugoslavia pada laga persahabatan.

Tahun 1962, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV. Menyambut even akbar tersebut, PSSI membentuk dua tim, yang dilatih oleh Tony Pogacknik yakni  PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. Zaelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw. Sedangkan tim Garuda, antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi.

Menjelang Asian Games pertama di Indonesia itu, PSSI merencanakan berbagai ujicoba, diantaranya melawan timnas Yugoslavia. Timnas Yugoslavia saat itu cukup disegani di kancah dunia karena prestasinya sebagai perempat finalis Piala Dunia dan peraih medali Emas Olimpiade. Melawan tim dari daratan Eropa Timur tersebut, timnas Indonesia berhasil menahan imbang 3-3. Dan setelah pertandingan inilah skandal itu terjadi.

4 dari 6 halaman

3

3. Suap Merdeka Games (1978)

Kiper tim nasional, Ronny Pasla, dilarang bertanding lima tahun karena menerima suap pada ajang Merdeka Games di Kuala Lumpur, Malaysia. Pasla saat itu berusia 30 tahun. Karier 10 tahun di timnas seakan berakhir semenjak kasus tersebut.

Selama menjalani masa hukuman tersebut, ia tidak diperkenankan untuk memperkuat klub dan timnas. Selain Pasla,, PSSI juga mememberi sanksi untuk Suaeb Rizal, Timo Kapisa, dan Robby Binur untuk kasus serupa.

Hanya saja hukuman untuk mereka lebih ringan. Mereka cuma diskors selama 2 tahun dengan masa percobaan 1 tahun. Namun mereka masih boleh memperkuat klub dan timnas. Sedangkan Iswadi Idris dan Oyong Liza diberi sanksi satu tahun.

5 dari 6 halaman

4

4. Skandal Pra Olimpiade (1987)

Kembali skandal suap terjadi di timnas Indonesia. 4 pemain yaitu Noach Maryen, Elly Idris, Bambang Nurdiansyah dan Louis Mahodim dituding menerima suap saat babak penyisihan Pra Olimpiade di Singapura dan Tokyo. Keempat pemain ini diberi sanksi tiga tahun larangan bermain.

Tak hanya menanggung malu karena kalah 0-2 dari Singapura dan 0-3 dari Jepang,  tapi timnas kala itu diduga terima suap. Pelatih timnas kala itu Berce Matulapelwa marah besar dengan perilaku pemain-pemainnya yang bermain tanpa semangat.

6 dari 6 halaman

5

5. Skandal SEA Games (1998)

Skandal di tahun ini tak kurang hebohnya dibandingkan skandal-skandal suap yang lain.Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI Djafar Umar dan 40 wasit lain terbukti menerima suap. Ia dilarang aktif di sepak bola selama 20 tahun. Tapi pada 2003 mendapatkan pengampunan dari ketua umum PSSI, Agum Gumelar.

Kala itu Djafar Umar, wasit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia memaksa kepada wasit yang memimpin laga sepak bola SEA Games untuk menyetor uang hingga 1.000 USD kepada dirinya.Wasit yang sudah beberapa kali memimpin pertandingan kelas dunia ini harus menerima kenyataan dicopot dari posisinya serta dicabut lisensi perwasitan yang dikeluarkan FIFA.

Tak hanya kasus tersebut, Djafar juga pernah divonis hukuman seumur hidup karena dugaan suap yang diapungkan manajer Persikab Kabupaten Bandung, Endang Sobarna.

Baca Juga:

James Kembali, Isco Jadi Cadangan?

Johan Ibo Diduga Suap 3 Pemain Pusamania Borneo

Ada "Djanur" di Pelatnas Silat TMII