Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Imam Nahrawi membekukan PSSI, pekan lalu, dengan alasan tidak mematuhi surat teguran hingga tiga kali.
Pembekuan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan bernomor 0137 tahun 2015. Surat tersebut tertanggal 17 Maret 2015.
Alasan Menpora, PSSI tetap mencantumkan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus. Padahal dua tim asal Jawa Timur tersebut tidak mendapat rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena masalah dualisme.
Advertisement
Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalitti menceritakan, sikap Kemenpora yang membekukan PSSI membuat beberapa klub dan sponsor mempertanyakan kelangsungan QNB League.
"Tim-tim sudah mengeluh. Sebab mereka bingung, apalagi sponsor selalu mempertanyakan kapan kompetisi bermain. Ini jelas sangat mengganggu," ucap La Nyalla di Jakarta, Selasa (21/4/2015).
"Mereka (Kemenpora dan BOPI) tidak mengerti tentang perasaan pelatih, pemain dan penonton sepak bola Indonesia. Saya heran, Menpora sebenarnya mengerti atau tidak masalah seperti ini," dia menambahkan.
Pria berusia 55 tahun tersebut berjanji bakal menyelesaikan masalah tersebut secepatnya agar tidak ada keraguan dari tim, pemain dan sponsor mengenai kelangsungan QNB League. La Nyalla tidak mau Indonesia mendapat sanksi FIFA karena adanya campur tangan pemerintah.
"Pokoknya jangan terlalu lama masalah ini terjadi, semakin lama semakin besar. Jangan sampai pemerintah terlalu dalam mengintervasi PSSI yang mengakibatkan Indonesia dihukum," dia mengakhiri.
Baca juga:
Diintervensi Pemerintah, 6 Negara Ini Disanksi FIFA