Sukses

5 Pemain Musiman 'Membusuk' dengan Cepat

Penyerang Spurs, Harry Kane dikhawatirkan menjadi pemain musiman saja.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang pesepak bola bukanlah hal mudah. Perlu perjuangan ekstra dan membutuhkan konsistensi tinggi agar tidak membusuk dalam waktu cepat.

Musim ini, Liga Premier Inggris dikejutkan dengan kehadiran penyerang muda Tottenham Hotspur, Harry Kane. Pria berusia 21 tahun tersebut telah mencetak 30 gol dari 46 penampilan di semua kompetisi.

Kane pun diharapkan mampu menjadi generasi emas Timnas Inggris. Debutnya bersama Timnas Inggris pada 27 Maret 2015 berbuah manis. Kane berhasil mencetak gol ketika Inggris menang 4-0 atas Lithuania pada babak kualifikasi Euro 2016.

Meski gemilang pada musim ini, Kane belum bisa dikatakan sukses. Sebab, perjuangan pria berpostur 188 cm itu masih panjang. Dia juga harus konsisten dengan performanya jika tidak mau membusuk di usia produktif.

Berbicara mengenai pemain yang membusuk di usia produktif, setidaknya adal lima pesepak bola muda yang gagal bersinar meski sempat memiliki musim yang cemerlang. Siapa saja mereka? Simak ulasannya di halaman berikut!

2 dari 6 halaman

1

Alexandre Pato

Tahun 2007, AC Milan mendatangkan penyerang yang digadang-gadang sebagai duplikat Ronaldo, Alexandre Pato. Saat itu, pemain yang dijuluki Si Bebek tersebut masih berusia 18 tahun.

Dua musim pertama di San Siro, Pato menunjukkan talentanya dengan mencetak 27 gol dari 62 pertandingan di semua kompetisi.

Petaka untuk Pato datang di musim 2010-11, dia mengalami cedera panjang. Setelah pulih, cedera itu sangat berpengaruh kepada performa Pato. Kecepatan dan naluri mencetak golnya berkurang.

Karena hal tersebut, pada tahun 2013, Pato dijual ke klub asal Brasil, Corinthians. Dia hanya dua musim di Corinthians dengan mencetak 17 gol dari 62 pertandingan.

Saat ini, striker berusia 25 tahun tersebut memperkuat Sao Paolo. Dia sudah mencatatkan 12 gol dari 30 pertandingan.

3 dari 6 halaman

2

Roque Santa Cruz

Pada musim 2007-08, nama Roque Santa Cruz meroket bersama klub asal Inggris, Blackburn Rovers. Striker asal Paraguay itu mencetak 19 gol dari 37 penampilan di Liga Premier Inggris.

Ketika itu, Santa Cruz pun disebut-sebut bisa menjadi striker paling mematikan di Eropa. Namun anggapan itu salah. Performa gemilangnya hanya berlangsung selama satu musim saja.

Ketika hijrah ke Manchester City pada tahun 2009, Santa Cruz kehilangan naluri mencetak golnya. Dia hanya mampu mencetak tiga gol dari 20 pertandingan bersama Manchester Biru di pentas Liga Premier Inggris.

Sejak saat itu, performanya tidak kunjung membaik. Pria yang berusia 33 tahun tersebut kini bermain di Meksiko bersama Cruz Azul.

4 dari 6 halaman

3

Michu

Musim 2012-13, nama Miguel Perez Cuesta, atau yang akrab disapa Michu selalu menjadi bahan pembicaraan media setiap minggunya. Berposisi sebagai gelandang, Michu bisa mencetak 18 gol dari 35 pertandingan untuk Swansea City.

Namun sayang, Michu gagal menjaga konsistensinya di dunia si kulit bundar. Musim 2013-14, dia hanya mampu mencetak dua gol dari 17 pertandingan bersama Swansea City di Liga Premier Inggris.

Kini, pria asal Spanyol tersebut bermain di Serie A bersama Napoli. Namun, dia hanya menjadi pemain pelapis tim besutan Rafael Benitez saja.

5 dari 6 halaman

4

Grafite

Grafite adalah penyerang asal Brasil yang sudah berusia 36 tahun dan kini memperkuat Al Saad. Dia juga salah satu pemain yang membusuk setelah meraih kegemilangan selama satu musim.

Pada musim 2008-09, dia memperkuat tim asal Jerman, Wolfsburg. Hebatnya, dia berhasil mencetak 35 gol dari 31 pertandingan di semua kompetisi.

Namun anehnya, ketajaman pria yang juga pernah bermain di Korea Selatan itu memudar setahun berikutnya. Grafite hanya mampu mencetak 18 gol dari 40 penampilan bersama Wolfsburg.

6 dari 6 halaman

5

Marc Janko

Nama Marc Janko meroket pada musim 2008-09. Ketika itu dia memperkuat tim asal Austria, Red Bull Salzburg. Pada musim itu, dia menjadi topskor Liga Austia dengan mencetak 39 gol dari 34 penampilan.

Performanya menurun setelah hengkang ke Eredivisie bersama Twente pada tahun 2010. Dua musim bersama klub asal Belanda tersebut, Janko hanya mampu mencetak 24 gol dari 45 pertandingan.

Kariernya semakin menurun setelah hengkang ke Porto pada tahun 2011. Bersama. Pria berusia 31 tahun tersebut hanya mampu mencetak empat gol dari 10 laga.

Janko kini bermain di Australia bersam Sydney FC. Di sana, dia menemukan sentuhan ajaibnya. Dia sudah mencetak 16 gol dari 20 pertandingan di A-League.