Sukses

Kisah Pelatih Timnas Nepal Lolos dari Gempa Dahsyat

Stefanowski tinggal bersama istri dan seorang putri di Kathmandu.

Liputan6.com, Kathmandu- Gempa dahsyat 7,8 skala Richter mengguncang Nepal, Sabtu (25/4/2015). Korban jiwa akibat bencana ini hingga berita ini diturunkan mencapai lebih dari 4.000 orang.

Suasana di Nepal pun mencekam karena gempa susulan masih sering terjadi. Dahsyatnya gempa juga dirasakan pelatih tim nasional Nepal Jack Stefanowski. Pria asal New York, Amerika Serikat itu, tinggal di Kathmandu bersama keluarga kecilnya.

Saat kejadian, Stefanowski bersama istrinya, Christel dan putri berusia 4 tahun, Lila sedang berada di apartemen tempat tinggal mereka. Stefanowski bersyukur ia dan keluarganya berhasil keluar dari apartemen dengan selamat tanpa terluka.

Pria yang mulai menukangi timnas Nepal sejak 2013 itu berbagi pengalaman lolos dari bencana dahsyat tersebut kepada publik Amerika. Mantan pelatih Puerto Riko itu menceritakan bagaimana sulitnya hidup di Nepal setelah gempa besar datang.
Pelatih Nepal (Ist)
"Kami beruntung. Gempa susulan sudah mulai mereda tapi selama dua hari kondisi menakutkan. Saya berada di apartemen saya ketika gempa datang. Saya bersama keluarga berkumpul di bawah kusen pintu," kata Stefanowski kepada American Soccer Now.

Lanjut ke halaman berikutnya

2 dari 2 halaman

2

"Bangunan bergoyang terus. Semakin lama itu terjadi, semakin anda dilanda ketakutan. Gempa susulan mengerikan karena Anda tidak tahu kapan itu semua akan berakhir atau kapan yang berikutnya datang."

Stefanowski berharap bantuan terus mengalir ke Nepal. Pasalnya rakyat Nepal butuh bantuan sesegera mungkin. Mereka terpaksa tinggal di luar rumah karena takut gempa susulan. Celakanya tempat penampungan sangat minim.

"Orang-orang tinggal di luar karena mereka tidak memiliki tempat penampungan. Mereka tidak yakin bila bangunan mereka akan tahan gempa. Mereka bertahan di luar dan berkemah. Kondisi sangat buruk terutama malam hari ketika hujan turun dan cuaca dingin. Ada laporan gempa besar lain akan datang dan membuat orang-oran semakin ketakutan," lanjut Stefanowski.