Liputan6.com, Jakarta Indonesia memastikan diri menjadi juara Grup CÂ Piala Sudirman usai mengalahkan Denmark. Tim Merah Putih menumbangkan Tim Dinamit itu dengan skor 3-2.
Bermain di Dongfeng Nissan Sports Center, Dongguan, Tiongkok, Rabu (13/5), Indonesia membuka poin dari ganda putera. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses mengalahkan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen melalui pertarungan rubber set, 21-23, 21-16 dan 21-12.
Poin kedua Indonesia disumbangkan tunggal puteri, Bellaetrix Manuputty yang mengalahkan Line Kjaersfeldt. Bella menang dua set langsung, 21-15 dan 21-18.
Namun, di partai ketiga, Indonesia harus mengakui keunggulan Denmark usai Firman Abdul Kholik kalah melawan Jan O Jorgensen. Pemain berusia 18 tahun itu kalah dua set langsung, 8-21 dan 10-21. Meski demikian, Indonesia masih unggul 2-1.
Ganda Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari memastikan Indonesia meraih tiket ke perempat final usai mengalahkan pasangan Maiken Fruergaard/Maria Helsbol. Greysia/Nitya menang 21-16 dan 21-13. Indonesia pun unggul 3-1.
Di partai terakhir, yang sudah tak menentukan lagi, Indonesia kembali harus takluk dari Denmark. Ganda Praveen Jordan/Debby Susanto harus mengakui keunggulan dari ganda Denmark Mads Pieler Kolding/Sara Thygesen. Lewat permainan ketat, Jordan/Debby kalah dalam permainan tiga set 21-9, 17-21 dan 11-21.
Di babak perempat final, Indonesia sudah ditunggu Taiwan. Pertandingan akan digelar pada Jumat (15/5) mulai pukul 13.00 waktu Dongguan. Jika berhasil mengatasi Taiwan, Indonesia kemungkinan besar akan bertemu juara bertahan, Tiongkok.
Lemah di Tunggal Putera
Lemah Sektor Tunggal Putera dan Ganda Campuran
Meski lolos ke babak delapan besar, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang berat. Indonesia masih kehilangan angka pada tunggal putera dan ganda campuran.
Saat melawan Inggris, Indonesia yang menurunkan Jonatan Cristie, dipaksa mengakui keunggulan tunggal Inggris, Rajiv Ouseph. Jonatan kalah dua set langsung 17-21 dan 16-21 dalam waktu 38 menit.
Lemahnya sektor tunggal putera juga kembali terulang saat meladeni Denmark. Firman Abdul Kholik, yang menggantikan Jonatan, kalah melawan Jan O Jorgensen.
Achmad Budiharto, Chef de Mission tim Indonesia, menyatakan, pergantian Jonatan ke Firman bukan lantaran Jonatan bermain buruk. "Firman kami pilih agar dia juga bisa belajar dan mendapat pengalaman bermain di kejuaraan beregu seperti ini," kata Achmad.
Seperti halnya tunggal putera, sektor ganda campuran Indonesia pun menelan dua kali kekalahan. Saat melawan Inggris, ganda Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir kalah melawan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan skor 17-21 dan 18-21.
Begitu pula saat Indonesia melawan Denmark. Pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto harus mengakui keunggulan ganda Mads Pieler Kolding/Sara Thygesen.
Namun, Achmad Budiarto menyatakan, seharusnya pasangan Jordan/Debby tak kalah. Sebab, ada insiden yang menyebabkan arah pertandingan berubah.
Pada set kedua, saat kedudukan 15-14, servis yang diarahkan Debby dinyatakan keluar oleh hakim garis. Wasit kemudian langsung mengubah skor menjadi 15-15. Namun kemudian, Praveen/Debby mengajukan challenge yang menyatakan servis tersebut masuk.
Skor Praveen/Debby berubah menjadi 16, namun skor lawan tidak dikurangi. Kedudukan menjadi 16-15, dimana seharusnya skor berada di angka 16-14 untuk Praveen/Debby.
"Karena ada kesalahan skor oleh umpire itu berpengaruh pada hasil dan kestabilan permainan Jordan dan Debby. Kami akan menyampaikan keberatan ini kepada BWF terkait kesalahan skor," kata Achmad.
Advertisement
Kans Lawan Taiwan
Kans Lawan Taiwan
Mengenai kans di babak 8 besar, Rexy Mainaki yakin, Indonesia mampu mengalahkan Taiwan. "Lawan Taiwan berat juga enggak, ringan juga enggak. Tapi yang jelas peluang kita ke semifinal ada," kata Rexy Mainaky.
"Kita lihat performa para atlet juga mulai membaik dari hari pertama dan kedua, dan saya yakin akan lebih baik lagi di delapan besar. Kita harus ambil kesempatan ini. Kalau kita bisa lepas dari Taiwan, setelah itu kita ketemu Tiongkok, tidak ada pilihan lagi. Semua harus all out. Kalau bisa lepas dari Tiongkok, peluang kita ke final sangat besar."
Berbicara masalah kesiapan, Rexy mengaku akan terus menjaga kekompakan tim Indonesia, untuk terus siap menghadapi semua lawan.
"Yang pasti tim harus semakin solid. Berbicara memperbaiki teknik dan sebagainya dalam beberapa jam lagi sudah tidak pengaruh, tidak ada waktu lagi. Kami terus menjaga kekompakan tim saja," jelas Rexy.
Grafis
Advertisement