Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo kecewa berat dengan pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Menpora saat ini, Imam Nahrawi. Ia mengakui ada keburukan dalam tubuh PSSI, tapi membekukan bukan langkah yang arif.
"PSSI tidak sempurna tapi jangan tambah masalah. Ada mafia di PSSI, semua tahu, tapi jangan jadi alasan untuk bakar lumbungnya," kata Roy, di Jakarta Theater XXI, Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Roy mengaku menjadi orang yang paling sedih dengan pembekuan tersebut. Sebab, saat ia masih menjabat, dualisme kepemimpinan PSSI sudah diselesaikan.
"Saya kira ada banyak pilihan. Ambil pilihan terbaik dari yang ada. Saya percaya penuh, saya tak mau konfrontatif dengan pengganti saya. Yang paling sedih adalah saya. Dualisme sudah disatukan," tegas dia.
Baca halaman selanjutnya >>>
2
‎Kementerian Pemuda dan Olahraga telah membekukan PSSI seperti tertuang dalam Kepmen No. 137/2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui.
"Pertimbangan dikeluarkannya keputusan ini adalah PP No. 16/2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan di mana menteri mempunyai kewenangan untuk pengenaan sanksi administratif dalam pelaksanaan penyelenggaraan keolahragaan tingkat nasional," bunyi siaran pers Kemenpora.
Selain itu, keputusan itu diambil setelah PSSI mengabaikan teguran tertulis Kemenpora yang telah dilayangkan tiga kali. Teguran tertulis itu meminta PSSI untuk menjelaskan keabsahan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus yang tetap diikutkan dalam laga ISL 2015.
Kemudian, Menpora Imam Nahrawi membentuk tim transisi. Tim ini dipimpin oleh mantan Komisioner KPK Bibit Samad Riyanto.
Kendati dibekukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, PSSI tetap mengucurkan dana untuk kegiatan Timnas pada seluruh level usia, termasuk Timnas wanita. Menurut Plt Sekjen PSSI, Azwan Karim, kegiatan sepak bola Indonesia harus terus berjalan meski Menpora membekukan PSSI.
Baca Juga:
Messi Bawa Barcelona Klaim Gelar La Liga
Advertisement