Sukses

Kontroversi Kongres FIFA, dari Korupsi Sampai Ancaman Bom

Seorang pengunjuk rasa pro Palestina juga menyoraki Presiden FIFA Sepp Blatter saat sedang berpidato.

Liputan6.com, Zurich - Ancaman bom terjadi saat pelaksanaan Kongres Luar Biasa FIFA pada Jumat (29/5/2015) pukul 11.00 waktu setempat. Akibat peristiwa itu, Kongres FIFA terpaksa untuk sementara diskors sampai situasi memungkinkan.

Juru bicara Kepolisian Swiss, Marco Cortesi, menyampaikan adanya ancaman bom untuk Kongres FIFA dari pihak yang belum diketahui identitasnya. Hal ini juga dibenarkan oleh Sekjen FIFA, Jerome Vaclke.

Setelah dua hari sebelum Kongres muncul kontroversi penangkapan sejumlah pejabat FIFA terkait kasus korupsi. Seolah kontroversi tak pernah habis menghampiri induk organisasi sepak bola dunia itu, kala Blatter tengah berpidato, dia diteriaki oleh pengunjuk rasa pro-Palestina.  

Pangeran Ali menjadi satu-satunya lawan Sepp Blatter di ajang pemilihan Presiden FIFA.

"Ancaman dari orang yang tidak dikenal menghantui Kongres. FIFA beserta pemerintah setempat segera mengevaluasi situasi ini," ujar Valcke, seperti dilansir Sportmole.

"Setelah berkonsultasi, FIFA dan pemerintah setempat memutuskan mencari tempat saat istirahat makan siang. Akan tetapi, aparat kepolisian lokal kini mampu meredam sehingga kongres dapat terus dilanjutkan," sambungnya.

Sepp Blatter dan Pangeran Ali Bin Al-Hussein akan bertarung untuk memperebutkan kursi Presiden FIFA untuk periode 2015-2019. Blatter sendiri saat ini masih menjabat sebagai presiden FIFA. 

Baca juga: 

5 Pemain yang Masuk Radar Barcelona di 2016

Tarung Muay Thai antar Camp Merambah Mall

Kalla: Tiru FIFA, Tangkap Orangnya Bukan Bekukan PSSI

Dominasi Spanyol Berlanjut, 5 Tim La Liga Tampil di LC