Sukses

PSSI Bentukan Menpora Belum Tentu Sah di Mata FIFA

Menpora berencana membentuk PSSI baru.

Liputan6.com, Jakarta - Federasi sepak bola dunia (FIFA) telah menjatuhkan sanksi pada Indonesia akibat kisruh yang terjadi antara PSSI dan Kemenpora. Pemerintah dalam hal ini Kemenpora memutuskan untuk membekukan PSSI buntut dari tidak diresponnya surat peringatan Kemenpora terhadap PSSI.

"Pemerintah dalam hal ini Menpora, Imam Nahrawi, harus segera tanggung jawab, karena mereka penyebab awal mula kisruh ini," jelas pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, saat dihubungi Liputan6.com (1/6).

Federasi sepak bola dunia secara resmi telah menurunkan sanksi buat Indonesia. PSSI dianggap telah melanggar statuta FIFA pasal 13 dan 17 terkait adanya intervensi dari pihak luar dalam hal ini Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia.

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/855509/original/057518200_1429363099-La_Nyalla_Mattalitti_Resmi_Pimpin_PSSI__foto_5_.jpg

Dengan turunnya sanksi yang belum diketahui batas akhirnya itu maka PSSI sebagai induk organisasi sepak bola kehilangan keanggotaan dan timnas Indonesia dilarang mengikuti kejuaraan internasional yang diadakan oleh FIFA maupun AFC.

"Langkah Menpora selanjutnya ya harus segera menyelesaikan masalah ini. Karena bagaimanapun juga ia yang membekukan PSSI dan itu dianggap sebagai intervensi oleh FIFA," tambah pria berkacamata tersebut. "Jika memang pemerintah 'gengsi', ya tak perlu dicabut surat pembekuannya, tapi direvisi saja."

Kemenpora sudah membuat tim transisi untuk menjalankan tugas-tugas PSSI di masa mendatang. Namun menurut Anton hal itu belum tentu sah di mata FIFA.

"Sekarang FIFA sudah memberikan 4 syarat pada Indonesia. Tentu memang itu yang seharusnya dilakukan Indonesia. Jika Menpora ingin bentuk PSSI baru, apakah itu diakui FIFA? FIFA sudah punya aturan yang jelas dan baku, tentu tidak bisa sembarangan," tutup Anton.

Baca juga:

4 Wanita Seksi Selingkuhan Cristiano Ronaldo

Kemenpora: Ada Kejanggalan pada Surat Sanksi FIFA

4 Bintang Bidikan MU, 1 di Antaranya Keturunan Indonesia