Liputan6.com, Jakarta: Joseph "Sepp" Blatter memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai Presiden FIFA pada Rabu (3/6/2015). Dalam keterangannya, Blatter mengaku cukup sulit untuk mengambil keputusan mundur tersebut.
Keputusan meninggalkan jabatan yang telah diduduki sejak 1998 itu diduga karena kasus korupsi yang menimpa institusi pimpinannya. Dalam pernyataan di BBC, FIFA bakal sesegera mungkin menggelar Kongres untuk menentukan Presiden baru.
"Mandat saya tampaknya tidak didukung oleh semua orang," begitu kata Blatter sebagaimana dilansir dari BBCSport.
Blatter resign dari jabatan nomor satu di FIFA sepekan setelah terpilih dalam Kongres FIFA di Zurich, Swiss 29 Mei 2015 lalu. Dalam pernyataan resmi, Blatter telah mencurahkan setengah usianya untuk memajukan Badan sepakbola dunia itu.
"Saya selalu memikirkan jabatan ini. Waktu-waktu saya di FIFA selama 40 tahun telah menjadi bagian dari hidup saya," ujar Blatter. Pemilihan presiden baru pengganti Blatter bisa dilakukan antara Desember 2015 atau Maret 2016.
Kini, wacana pun bergulir kepada siapa yang bakal menggantikan opa berusia 79 tahun ini? Liputan6.com mencoba merangkum 5 kandidat kuat pengganti Blatter yang paling mungkin menduduki posisi satu di FIFA tersebut. Berikut rinciannya seperti terhampar di 5 halaman berikutnya:
1
1. Jerome Valcke
Sekjen FIFA,Jerome Valcke paling mungkin untuk gantikan bosnya di posisi Presiden FIFA. Maklum, Valcke yang sudah bertugas di FIFA sejak 2003 merupakan orang kepercayaan Joseph Blatter.
Namun pencalonannya bisa terganjal jika terkuak bukti baru terkait korupsi di Piala Dunia 2010. Bukti kedekatan Blatter dengan Valcke bisa terlihat dari kasus yang menimpanya saat menjabat direktur marketing FIFA pada 2006 lalu. Dia sempat berbohong kepada sponsor FIFA, MasterCard dan Visa.
Bukannya dipecat, Valcke malah diangkat menjadi Sekjen FIFA. Nah, Valcke bisa memanfaatkan pamor Blatter untuk meraih voter yang berjumlah 209 federasi. Tapi, ini sekali lagi dimungkinkan jika Valcke tak terjerat korupsi.
Advertisement
2
2. Michel Platini
Michel Platini selama ini selalu berseberangan dengan Sepp Blatter. Tak jarang, Platini melemparkan ancaman dan kecaman pedas kepada pria asal Swiss tersebut.
Meski demikian, Blatter tiga tahun lalu malah lempar pujian kepada Platini. "Dia bisa jadi Presiden FIFA," ucapnya. Nah, ini boleh jadi momentum bagus bagi Platini, eks pemain timnas Prancis untuk naik jabatan menjadi presiden FIFA.
Dukungan penuh dari federasi anggota UEFA tentu bakal didapatkan. Pamor Platini di beberapa negara lain juga cukup harum dan Platini juga berpengalaman di organisasi. Penyebab Blatter mundur juga boleh jadi karena ancaman dari Platini yang mengaku bakal kumpulkan anggota UEFA untuk mundur dari keikutsertaan di Piala Dunia 2018.
3
3. Prince Ali bin Al Hussein
Nah, inilah penantang Sepp Blatter di pemilihan presiden FIFA seminggu lalu. Prince Ali menjadi penantang satu-satunya Blatter setelah Luis Figo dan Michael van Praag, kandidat lainnya memilih mundur.
Pria asal Yordania ini terkenal karena keberaniannya, termasuk dalam hal mengungkap kemungkinan suap di bidding Piala Dunia 2018 dan 2022. Saat bersaing dengan Blatter, dia hanya mendapatkan 73 suara. Dia kalah dari Blatter yang mendapatkan 133 suara.
Ali pun dengan lantang siap mengajukan diri lagi menjadi presiden FIFA di Kongres Luar Biasa. "Saya selalu siap mengabdi untuk sepak bola. Kami harus bekerja keras untuk membenahi organisasi ini. Saya juga didukung penuh federasi," tuturnya.
Advertisement
4
4. Luis Figo
Mundurnya Blatter bisa membuat Luis Figo tertarik untuk mengajukan diri. Saat ini tak ada lagi halangan baginya untuk mewujudkan ambisi menjadi presiden FIFA.
Salah satu ide Figo yaitu menambah kontestan Piala Dunia menjadi 40 atau 48 tim. Hal itu diucapkannya saat berkampanye di Stadion Wembley lalu. "Sepak bola mengalir di darah saya, saya orang sepak bola," tegasnya.
Figo juga termasuk orang yang sangat membenci Blatter. Dia sebut pria 79 tahun itu sebagai diktator.
5
5. Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabar
Pria asal Kuwait ini memang tidak mengurusi sepak bola saat ini. Namun, dia merupakan orang penting di Dewan Olimpiade Dunia (IOC). Soalnya, dia yang membuat Thomas Bach duduk sebagai Presiden IOC.
Al Sabar sendiri saat ini merupakan Presiden OCA atau Dewan Olimpiade Asia. Bukan tanpa alasan mengapa Al Sabar saat ini masuk nominasi. Maklum, dia dekat juga dengan Blatter. Bisa jadi, orang-orang yang menginginkan "suasana" seperti di era Blatter memilih dia sebagai Presiden FIFA berikutnya.
Advertisement