Liputan6.com, Jakarta - Futsal Super League (FSL) 2015 baru saja berakhir. IPC Pelindo Jakarta keluar sebagai juara FSL 2015 usai mengalahkan Pinky Boy Makassar lewat skor telak 7-0, di GOR STTD (Gelanggang Olah Raga Sekolah Tinggi Transportasi Darat), Cibitung, Bekasi. Selain itu, untuk kategori putri Tim UPI Antam Bandung sukses meraih juara Women Futsal Super League (WFSL) 2015. Mereka membekuk Jaya Kencana Angels Tangerang Selatan dengan skor 4-0.
Inilah turnamen terakhir di bawah otoritas PSSI pada musim ini. Sejak sanksi administratif dijatuhkan Menpora kepada PSSI dalam SK No. 01307 pada 17 April lalu, satu-per satu kompetisi yang diadakan di tanah air berhenti. Mulai dari Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama, hingga Liga Nusantara untuk kelas amatir.
Ketua Umum AFI, Hary Tanoesoedibjo mengatakan dirinya bersyukur futsal telah menjadi hiburan rakyat selain sepak bola. “Saya melihat animo suporter yang sengaja datang melihat event ini sangat luar biasa. Saya amat bersyukur bahwa futsal saat ini semakin diminati masyarakat," kata Hary usai memberikan hadiah kepada para pemenang di Final FSL dan WFSL 2015.
"Dengan melihat situasi persepakbolaan nasional yang menyedihkan serta tidak jelas saat ini, mudah-mudahan masyarakat bisa terhibur dengan adanya kompetisi futsal yang digelar oleh kami,” papar pengusaha itu lagi dikutip dari laman resmi PSSI.
“Ke depan, saya akan terus mengadakan kompetisi lebih sering lagi, baik itu kompetisi yang resmi maupun persahabatan. Harapannya adalah semoga pemain bisa punya porsi atau jam terbang yang lebih," pungkasnya.
Baca Halaman Selanjutnya >>>
2
Masyarakat Indonesia masih menanti, turnamen apa lagi yang bakal digelar tahun ini, usai liga futsal berskala nasional ini berakhir. Saat FIFA memberikan hukuman pada PSSI 30 Mei lalu, tentu federasi harus vakum untuk berinteraksi dengan tim asing.
Kompetisi berhenti, dan Indonesia dikucilkan dunia internasional. Tim nasional senior, klub Persipura Jayapura, hingga yang terakhir menimpa timnas U-16 dan U-19 menerima dampaknya.
Timnas senior batal bertanding di kualifikasi Piala Dunia 2018 serta Pra Piala Asia 2019. Dan Persipura sebagai perwakilan Indonesia di babak 16 besar Piala AFC 2015 harus kalah tanpa bertanding akibat kasus visa pemain Pahang FA, calon lawan mereka.
Beruntung, skuat Garuda Muda U-23 besutan pelatih Aji Santoso masih bisa membela Indonesia di SEA Games 2015 di Singapura. Evan Dimas dkk menjadi harapan terakhir masyarakat Indonesia untuk menjaga markat dan martabat sepak bola nasional di mata Internasional, meski gagal membawa medali emas.
Tim terakhir yang menjadi korban adalah timnas U-16 dan U-19 yang dipersiapkan ke ajang Piala AFF. Tentu sebuah kehilangan besar karena sebagai juara bertahan Piala AFF, Timnas U-19 batal bertanding. 52 pemain dan dua tim usia muda itu harus dibubarkan. Padahal, mereka telah melakukan pemusatan latihan sejak tahun 2014 lalu.
Solusi dari kerugian-kerugian ini belum juga didapatkan dari pemerintah mapun PSSI. Titik terang nasib sepak bola nasional mungkin baru bisa dilihat saat Menpora RI melakukan pertemuan dengan PSSI. Ya, Komisi X DPR RI telah mendesak Menpora dan PSSI bertemu paling lambat tanggal 23 Juni 2015. Kita tunggu saja, apakah suporter tanah air disuguhkan tontonan pertandingan atau perselisihan yang tak kunjung usai. (Ris/Ary)
Baca Juga:
MU Siapkan Rp 2 Triliun Demi Borong 4 Bintang La Liga
Gelandang Anyar Juventus Sebut Real Madrid Seperti Neraka
Van Gaal Ngebet Datangkan Top Skor Inggris
Hampir Gabung Arsenal, Messi Sebut Liga Inggris Terbaik di Eropa
Advertisement