Liputan6.com, Milan - Pelatih baru AC Milan, Sinisa Mihajlovic ditunjuk sebagai suksesor Filippo Inzaghi di AC Milan. Resmi menangani tim Kota Mode, Mihajlovic langsung ditunggu segudang pekerjaan.
Prioritas utama mengembalikan I Rossonerri kembali menemukan sentuhan terbaiknya, setelah terpuruk dalam empat tahun belakangan. Itu menjadi tantangan utama Mihajlovic di musim 2015-16 bersama Milan. Saking merosotnya performa Milan, dalam empat tahun belakangan mereka gagal masuk ke kompetisi Eropa.
Lebih dari satu alasan Milan sulit bersaing dengan musuh-musuh utamanya seperti Juventus dan AS Roma. Eksodus besar-besaran pemain bintang macam Thiago Silva dan mesin gol Zlatan Ibrahimovic beberapa tahun lalu, tidak dapat dipungkiri ikut menggerus kekuatan tim.
Advertisement
Cedera pemain ikut mempengaruhi penurunan kualitas secara keseluruhan. Dua pemain penting macam Stephan El Shaarawy dan Ricardo Montolivo yang harus berurusan dengan tim medis cukup lama membuat Milan kehilangan kedalaman skuat. Masalah cedera bertambah, ketika Jeremy Menez harus absen karena cedera. Padahal, Menez menjadi topscorer Milan.
Beban yang dirasakan Mihajlovic pun semakin berat menyusul kegagalan Milan mendapatkan dua pemain incaran seperti Geoffrey Kondogbia dan Jackson Martinez.
Pelatih asal Serbia itu sadar, tidak mungkin mendongkrak prestasi Milan dalam satu malam. Tekanan besar sudah pasti dirasakan. "Ketika Anda berada di Milan, Anda tidak bisa terbang rendah," katanya.
Ketika menangani Milan, lanjut Mihajlovic, setiap pelatih dipaksa berpikir besar dengan tujuan besar pula. Tapi bagi bekas pelatih Sampdoria melihat, beban besar yang dipikul sebagai sebuah tantangan. "Ini tidak mudah, namun saya yakin kami bakal sukses," tegasnya.
Jadi bagaimana Mihajlovic, mampu menjawab tantangan
(Rjp/Ans)
Â