Liputan6.com, Jakarta - Di tengah keterpurukan sepak bola Indonesia, hadir secercah harapan dari Tanah Papua. Sebuah komunitas sepak bola didirikan di ujung timur Indonesia ini.
Ya, komunitas sepak bola itu menamakan dirinya Uni Papua. Uni Papua adalah sebuah gerakan sosial yang menjadikan sepak bola sebagai tempat bagi anak-anak untuk menyalurkan bakatnya. CEO Uni Papua, Harry Widjaja, menegaskan organisasinya ingin menggunakan sepak bola sebagai alat perubahan sosial.
"Kami di sini ingin membangun karakter bagi anak-anak yang memang ingin bergabung dengan kami. Karena itu, kami akan memberikan pelatihan (sepak bola) dan pengajaran ilmu pengetahuan yang memiliki kurikulum dan materi yang baik," ujar Harry saat mendatangi kantor Liputan6.com.
Tidak ada batasan bagi anak-anak yang ingin bergabung dengan Uni Papua. Bahkan jika mereka berprestasi, mereka harus siap dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pelatihan sepak bola dan ilmu pengetahuan.
Tak tanggung-tanggung, Uni Papua langsung mendatangkan pelatih berlisensi dari luar negeri untuk memberi pengajaran bagi anak-anak. Namun mereka juga membuka pintu bagi tenaga pengajar andal yang ingin berpartisipasi.
"Rata-rata yang bergabung anak usia 6 sampai 21 tahun, laki-laki maupun perempuan. Kami melihat sejauh mana mereka serius, jika sudah mengikuti enam bulan latihan, baru kita ikut serta di turnamen," jelas Harry. "Kami di sini mengajarkan juga pada anak-anak untuk menjauhi minuman keras, kampanye HIV/Aids, perdamaian, sosial, dan segala hal yang menyangkut lingkungan."
Uni Papua merupakan organisasi anggota dari Football for Hope. Bahkan mereka juga bekerja sama dengan One World Football untuk membagikan bola untuk daerah-daerah yang kurang mampu di Indonesia. (Ton/Ary)
Baca Juga:
Djohar Salah Baca Laporan Keuangan, PSSI Berutang Rp 38 M
WBO Cabut Gelar Juara Mayweather yang Didapat dari Pacquiao
Gairah Fans Bikin AS Roma Singgah ke Indonesia
Uni Papua, Jadikan Sepak Bola Sebagai Alat Perubahan
Uni Papua adalah organisasi sosial.
Advertisement