Liputan6.com, Jakarta - Perhatian khusus yang diberikan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi kepada PSSI membuat induk organisasi olahraga lainnya kecewa. Salah satu induk organisasi yang paling bersuara lantang kepada Menpora adalah Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia).
Pertina gerah dengan sikap Kemenpora yang terus-menerus mengurusi PSSI sehingga cabang olahraga lainnya malah terlantar. Ketua umum Pengurus Pusat Pertina, Reza Ali, mengingatkan Menpora untuk juga bertanggung jawab terhadap cabang-cabang olahraga (cabor) lainnya.
"Pertina berkoordinasi dengan cabor-cabor untuk mempertanyakan sikap Menpora yang terus-menerus mengurusi PSSI. Kami mempertanyakan, ada apa sebenarnya sehingga Menpora bisa begitu perhatian dengan sepak bola," terang Reza kepada wartawan, Kamis (9/7/2015) malam WIB.
Baca Juga
Menurut Reza, Kemenpora bisa dengan mudah mengambil kebijakan menggelar turnamen sepak bola dengan biaya besar. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan tinju, di mana Kemenpora belum mengganti biaya Pertina sebesar Rp 1,2 miliar untuk penyelenggaraan Piala Tinju Presiden.
Advertisement
Padahal, Pertina membutuhkan dana tersebut demi mempersiapkan atlet-atletnya sebelum tampil di sejumlah event seperti Olimpiade 2016 serta Asian Games 2018. Reza meminta Kemenpora bersikap adil dalam memberikan perhatian kepada cabor-cabor lainnya, bukan hanya sepak bola.
Lanjut ke halaman berikutnya>>>
2
"Cabor lain terancam tidak diperhatikan jika Menpora kisruh terus dengan PSSI. Kemenpora bisa gelar Piala Kemerdekaan untuk sepak bola, tapi Kemenpora masih utang pada kami 1,2 miliar rupiah untuk penyelenggaraan Piala Tinju Presiden," bebernya.
Tinju amatir Indonesia sendiri terbilang cukup menghasilkan prestasi seperti ketika SEA Games 2015 di Singapura lalu, mereka menyumbang satu emas, tiga perak, dan dua perunggu. Sementara pada Piala Presiden yang digelar April 2015, Pertina memenangkan dua emas, satu perak, dan dua perunggu.
Pertina sendiri saat ini membutuhkan dana untuk persiapan kualifikasi Olimpiade 2016 Rio de Janeiro tingkat Asia yang berlangsung Agustus 2015. Untuk dua pekan ke depan, petinju-petinju amatir nasional berkumpul di Jakarta dan menanti bantuan dan dukungan dari Kemenpora.
"Tinju Indonesia sudah terpuruk selama 17 tahun terakhir dan sekarang mulai berprestasi. Seharusnya Menpora memperhatikan olahraga ini, bukan terus-terusan mengurusi PSSI," ungkap Reza.
Baca juga:
6 Pemain yang Nyaris Gabung Manchester United
Posisi Indonesia di Ranking FIFA Hampir Dibalap Timor Leste
Advertisement