Liputan6.com, Jakarta - Tim tenis Indonesia baru saja gugur di Grup II Piala Davis zona Asia/Oceania usai kalah 1-3 dari Pakistan, Kamis (16/7/2015). Non playing captain Indonesia, Roy Therik mengakui penampilan skuatnya yang gagal melanggeng ke babak ketiga tetap patut diapreasi.
Pasalnya, di Piala Davis kali ini dia tak bergantung sepenuhnya pada jasa petenis peringkat 582 dunia, Christopher Rungkat. "Tahun ini adalah tahun proses, untuk investasi pemain. Artinya kami ingin menghilangkan ketergantungan dari Christo yang selalu seorang diri," kata Roy pada jumpa pers Kamis (16/7) siang WIB.
Christo memang berperan dalam kemenangan di laga ketiga, Rabu kemarin. Bersama pasangannya, Sunu Trijati, mereka menekuk M. Abid Ali Khan/Aqeel Khan lewat kemenangan pertarungan lima set, 4-6, 7-5, 6-3, 3-6, dan 6-3.
"Kami mencari second solid single dan namanya proses harus 'dibayar' mahal dengan tak bisa meraih tiga poin, tetapi kami sudah bekerja dengan cerdik," kata Roy menambahkan.
Selain bisa melepas ketergantungan dari Christo secara perlahan, Roy Therik mengaku bangga dengan pilihannya menurunkan Christo serta menyimpan Davis Agung Susanto untuk pertandingan hari ini. Bagi dia, kalah dengan Christo dan tanpa Christo adalah sesuatu yang berbeda pada laga Grup II Piala Davis zona Asia/Oceania kali ini. Â
"Kalau kami lolos dengan atau tidak mengandalkan Christo, kami tetap bakal dibantai dengan Taipei yang punya peringkat rata-rata 100 dunia. Berbeda maknanya jika kalah, namun pemain lain mendapatkan pengalaman lebih," ujar dia.Â
"Kami lolos ke final dengan sedikit gaya dengan Christo, tapi we got nothing, tak dapat apa-apa," sambungnya.Â
Tim Indonesia harus mengakui keunggulan Pakistan usai kalah di partai keempat Grup II Piala Davis pada Kamis (16/7) siang tadi di Stadion Tenis Gelora Bung Karno lewat skor 0-6, 6-7, 6-0, dan 2-6. Pertandingan yang dimainkan David Agung Susanto dan M. Abid Ali Khan menjadi menutup rangkaian laga Grup II Piala Davis zona Asia/Oceania. (Ris/Win)
Advertisement