Sukses

Bukan Pertama Kali Nasiruddin Atur Skor SEA Games

Nasiruddin menawarkan uang sebesar 11 ribu US$, atau sekitar Rp 147 juta agar Timor Leste menelan kekalahan.

Liputan6.com, Jakarta - Biro Investigasi dan Praktik Korupsi (CPIB) Singapura menangkap seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Nasiruddin dengan tuduhan kasus mafia sepak bola di ajang SEA Games 2015. Bagaimana kiprah Nasiruddin sebelum dia ditangkap oleh CPIB Singapura?

Seperti diketahui, Nasirudin dituduh bekerja sama dengan dua orang lainnya untuk menyuap direktur teknik timnas sepakbola Timor Leste, Orlando Marques Henriques Mendes, agar timnya kalah dari Malaysia. Nasiruddin menawarkan uang sebesar 11 ribu US$, atau sekitar Rp 147 juta agar Timor Leste mau sengaja mengalah dari Malaysia.

Atas tuduhan tersebut, pada Selasa (21/7/2015) Nasiruddin divonis hukuman penjara selama 30 bulan. Pada laga SEA Games 2015 yang berlangsung 30 Mei lalu, Timnas U-23 Timor Leste menyerah 0-1 dari Malaysia.

Rupanya, ini bukanlah kali pertama Nasiruddin melakukan praktek suap dalam dunia sepak bola. Dia juga terbukti terlibat match fixing di ajang SEA Games 1997 di Jakarta. Kasus tersebut juga menyeret nama Djafar Umar yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komite Wasit PSSI.

Selain Nasiruddin, ada 10 orang wasit yang terlibat dalam kasus pengaturan SEA Games 1997. Semua yang terlibat dalam kasus match fixing 1997 mendapat hukuman berupa larangan aktif di dunia sepak bola selama 20 hingga 25 tahun.

Bersambung ke halaman selanjutnya --->

2 dari 2 halaman

Next

Anggota Komite Wasit PSSI sekaligus mantan wasit di Indonesia, Jimmy Napitupulu, sudah tidak heran pekerjaan kotor yang dilakukan Nasiruddin. Kendati merupakan senior Jimmy, Nasiruddin dianggap bukan sosok yang patut dicontoh.

"Dia itu senior saya. Ketika saya masih menjadi wasit nasional di tahun 1997, dia sudah menjadi wasit profesional. Saya tidak terlalu banyak mengenal dia," ucap Jimmy saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/7/2015).

"Tapi, dia itu merupakan wasit nakal. Nasiruddin pernah terlibat kasus serupa di tahun 1997. Tapi, saya heran kenapa dia bisa sampai di Singapura," dia menambahkan.

Jimmy terakhir kali berjumpa dengan Nasiruddin pada tahun 2001 di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta. Jimmy menambahkan, seniornya itu pasti disuruh cukong untuk melakukan pengaturan skor di SEA Games 2015 Singapura.

"Pasti dia punya bos. Sebab, terakhir kali bertemu dengan saya, dia tidak punya uang. Untuk makan saja sulit, kasihan sekali nasib dia saat itu," jelas pria berusia 48 tahun tersebut. (Cak/Win)

Baca juga:

"Ronaldo Bersiap Tinggalkan Real Madrid"

Kedatangan Falcao Bikin Pemain Ini Batal Tinggalkan Chelsea

Punya Daley Blind, Van Gaal Batal Beli Bek Tengah?

Bomber Madrid Bisa Bantu Arsenal Akhiri Puasa Gelar Liga Primer