Liputan6.com, Jakarta Sudah dua bulan lamanya Indonesia dikenai sanksi oleh FIFA. Dalam rentang waktu itu pula kegiatan sepak bola tanah air seolah mati suri.
Sejumlah pemain dan pelatih yang berkarier di Indonesia terpaksa mencari pekerjaan lain atau bermain di laga tarkam (antar kampung) demi mendapat pemasukan. Turnamen yang dijanjikan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar para stakeholder sepak bola Indonesia bisa mendapat pemasukan, ternyata tak kunjung bergulir. Â
Tim Transisi yang dibentuk dan diberi kepercayaan mengurus turnamen Piala Kemerdekaan dan Piala Indonesia Satu, hasilnya belum tampak. Rencana-rencana yang mereka cetuskan di media-media nasional malah berulangkali mundur.
Tim Transisi hingga saat ini masih merahasiakan perusahaan yang akan menjadi event organizer (EO) atau penyelenggara turnamen Piala Kemerdekaan. Sebelumnya, disebutkan ada empat EO yang akan menangani fase penyisihan grup. Setelah itu, mereka akan memakai satu EO hingga pertandingan final.
Â
Anggota Tim Transisi, Tommy Kurniawan, mengaku pihaknya sudah menyerahkan nama EO Piala Kemerdekaan kepada Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk segera diverifikasi.
Lanjut ke halaman berikutnya>>>
Advertisement
Â
Hasil Kerja Tim Transisi Belum Terlihat
"Untuk EO sudah kami dapatkan dan sudah diserahkan namanya ke BOPI. Kami juga menyerahkan data-data yang diperlukan untuk diverifikasi. Tapi, untuk namanya, mohon maaf belum bisa kami keluarkan sekarang, nanti saja. Sekarang belum boleh dipublikasikan ke media," ungkap Tommy akhir pekan lalu, di Jakarta.
Untuk Piala Kemerdekaan, jumlah pesertanya sampai hari ini pun masih belum pasti. Belum memiliki pengalaman dalam mengurus turnamen sepak bola terlihat dari jadwal kick-off yang berganti-ganti. Meski terakhir mereka menetapkan pada 15 Austus 2015 untuk kick-off Piala Kemerdekaan. Â
Tim Transisi telah memastikan tempat tempat berlangsungnya laga pembukaan Piala Kemerdekaan 2015. Ada enam kota yang ditunjuk sebagai tuan rumah babak penyisihan grup, yakni Medan (Grup A), Serang dan Cilegon (Grup B), Solo dan Bantul (Grup C), dan Madiun (Grup D). Yang ditunjuk sebagai venue partai pembuka adalah Stadion Manahan, Solo.
Situasi ini kemudian dikomentari oleh General Manager Football Development PSSI, Tommy Welly. Menurut dia, pemain sepak bola yang tak berlatih secara intensif selama berbulan-bulan bisa kehilangan kemampuannya.
Lanjut ke halaman berikutnya>>>
Â
Advertisement
Pesepakbola perlu kompetisi
Pria yang akrab disapa Towel ini berpendapat, para pemain, pelatih, dan wasit butuh kompetisi. Oleh karena itu, Towel menyatakan, bila ada pendapat tak ada kompetisi bukanlah masalah, adalah pemikiran yang salah.
"Kenapa semuanya seolah pasrah. Menikmati penderitaan sepak bola ini. Sanksi FIFA dianggap hal biasa. Pesepakbola tak berkompetisi dan tidak berlatih intensif dalam enam bulan terakhir seolah bukan masalah," tutur Towel. Â
"Padahal teori kepelatihan sepak bola menyebutkan, dalam 2 x 24 jam saja seorang pesepakbola tidak menjalani latihan intensif sesuai porsi, maka ia mengalami penurunan kemampuan," bebernya. (Win/Ary)
Baca juga:
Bek Barcelona Jadi Tumbal Tur Amerika
PSG Ledek MU Usai Juara ICC 2015
Sergio Ramos Resmi Perpanjang Kontrak dengan Madrid