Liputan6.com, Jakarta - Pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga serta sanksi FIFA untuk sepak bola Indonesia meninggalkan kisah miris. Kesulitan keuangan dialami keluarga bek Martapura FC, Awaludin.
Istri Awaludin, Eka Wulandari, mengaku tabungan yang dimiliki keluarganya sudah menipis. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sang suami menanti orang yang mengundangnya untuk bermain pertandingan tarkam (antarkampung).
Eka berharap, Menpora Imam Nahrawi mau memikirkan nasib para pemain yang menganggur. Dia juga mempertanyakan niat Menpora memperbaiki sepak bola Indonesia, tapi malah merusaknya.
"Kurang lebih sudah lima bulan kami tidak ada pemasukan, kebetulan saya tidak bekerja, jadi kami mengandalkan dari tarkam saja," ujar Eka Awaludin yang ikut demo bersama The Jak Mania ke Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Hanya Andalkan Tarkam
Eka juga berharap Kemenpora mau mencabut SK Pembekuan mereka terhadap PSSI. Dia merasa selama ini suaminya menerima gaji yang cukup lancar dari Martapura FC, sehingga Eka bingung mengapa setelah Menpora berniat memperbaiki sepak bola Indonesia, Awaludin malah tak terima gaji.
"Kalau gaji paling hanya telat satu dua hari, tapi sudah beres, tidak ada tunggakan. Meski sudah ada tabungan, tapi lama kelamaan kan menipis," tambah Eka.
Dampak dari berhentinya kompetisi ternyata berdampak besar bagi kehidupan pesepak bola di Indonesia. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki investasi dan usaha lain di luar sepak bola.
"Bingung mau kerja apa, karena sejak awal kami memang hanya mengandalkan sepak bola. Kalau kompetisi berhenti, lantas kami harus bagaimana, ya semoga bapak Menpora mau mencabut SK Pembekuan segera," terang Eka. (Ton/Ary)
Baca juga:
Statistik 7 Pemain Debutan Liga Premier Inggris, Siapa Terbaik?
Advertisement