Sukses

Pelatih Arema Sempat Muntah sebelum Meninggal

Almarhum berinisiatif mengajak tim pelatih dan manajemen rapat untuk persiapan Piala Presiden.

Liputan6.com, Malang - Pelatih Arema Cronus, Suharno, meninggal dunia akibat serangan jantung, Rabu (19/8/2015) malam. Sebelum wafat, almarhum masih sempat memimpin anak asuhnya berlatih di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, sore tadi. Selain itu, almarhum juga sempat menggelar rapat internal dengan tim pelatih dan manajemen Arema.

"Serangan jantung saat perjalanan pulang usai latihan sore dan kami juga sempat rapat bersama," kata General Manajer Arema Cronus, Rudi Widodo.

Almarhum Suharno sekitar pukul 15.00 - 17.00 memimpin skuat Arema berlatih di Stadion Kanjuruhan. Usai latihan, Suharno berinisiatif mengajak tim pelatih dan manajemen rapat untuk persiapan Piala Presiden dan menyikapi gagalnya turnamen Piala Proklamasi.

"Saat itu Kuncoro (asisten pelatih Arema) nyeletuk paling enak rapat di rumah makan. Jadi kami semua memutuskan rapat di sebuah rumah makan di dekat Stadion Kanjuruhan," urai Rudi.

Tim pelatih terdiri dari Suharno, asisten pelatih I Made Pasek Wijaya, Kuncoro, pelatin kiper Allan Haviludin serta Rudi Widodo sendiri. Sekitar pukul 19.00, Suharno meminta rapat dihentikan karena dinilai sudah terlalu malam.

"Kecuali Kuncoro, kami semua pulang bersama mengendari mobil milik coach Suharno yang dikemudikannya sendiri," ujar Rudi.

2 dari 2 halaman

Sakit Perut

Tak berselang lama, Suharno menepikan mobilnya karena mengeluh sakit perut. Rudi yang duduk disampingnya kemudian mengambil alih kemudi untuk melanjutkan perjalanan. Tak beberapa lama, Suharno kembali meminta mobil menepi karena karena mau muntah.

"Saat itu beliau mengeluh sakit perut dan muntah, tubuhnya sangat dingin. Karena khawatir kami berencana menuju sebuah rumah sakit," papar Rudi.

Karena kondisi tak memungkinkan, diputuskan dibawa ke sebuah klinik.  Dokter di klinik itu menyarankan agar Suharno dibawa ke Puskesmas Pakisaji yang paling dekat agar mendapat pertolongan sementara.

"Beliau saat itu mengeluh sesak nafas. Tak mungkin dibawa ke rumah sakit karena terlalu jauh, sesuai saran dokter kami bawa ke puskesmas," tutur Rudi.

Setiba di puskesmas Pakisaji, Suharno sempat menjalani perawatan sekitar 10 menit. Selang oksigen pun sempat dipasang untuk membantu pernafasan Suharno. Namun Tuhan berkehendak lain. Tepat pukul 19.45, Suharno menghembuskan nafasnya di puskesmas tersebut.

"Sesuai keterangan dokter, beliau meninggal dunia karena mengalami serangan jantung," tandas Rudi.

Sejumlah pemain beserta keluarganya hadir di puskesmas untuk memberikan penghormatan terakhir. Manajemen Arema Cronus pun turut hadir untuk menghantar jenasah menuju rumah duka.

"Tepat pukul 22.00 ini sesuai permintaan pihak keluarga dan istri almarhum, jenasah diberangkatkan ke rumah duka di Lesanpuro, Blitar. Besok pagi akan dimakamkan," pungkas Rudi.(Zna/Ian)