Sukses

Nasib Miris Pemain Timnas U-19

Sejak FIFA menjatuhkan sanksi pada 30 Mei lalu, praktis tak ada turnamen level internasional yang diikuti Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak FIFA menjatuhkan sanksi pada 30 Mei lalu, praktis tak ada turnamen level internasional yang diikuti Indonesia. Baik untuk klub maupun tim nasional.

Padahal, tim nasional Indonesia mulai level usia muda hingga senior punya banyak agenda turnamen seperti Piala AFF hingga kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Asisten pelatih timnas U-16 dan U-19, Yeyen Tumena mengatakan tak bisa berbuat apa-apa kecuali memotivasi mantan anak asuhannya itu.

"Nasib mereke miris. Soalnya mereka kehilangan momen untuk tampil di di level Asia, apalagi U-19. Terlalu jauh untuk bisa main lagi karena jarak U-23 terpaut lima tahun," kata Yeyen di bilangan Kuningan, Kamis (20/8) sore kemarin. Tahun ini bisa menjadi momen kebangkitan timnas U-16 dan U-19 Indonesia karena dua tim besutan Fachry Husaini tersebut bakal tampil di Piala AFF.

Piala AFF U-16 baru saja selesai digelar di Kamboja pada 27 Juli sampai 9 Agustus lalu. Kota Solo, Jawa Tengah sebelumnya telah ditunjuk AFC sebagai tuan rumah, sayang sanksi FIFA keburu turun hingga Indonesia dicoret sebagai pesertanya.

"Timnas U-14 dan U-16 punya peluang kalau performa mereka tetap di atas untuk main di U-19," kata Yeyen menambahkan.

Mantan pemain Persebaya Surabaya itu mengakui dirinya telah menerima kabar soal beberapa pemain yang memilih banting stir dengan mendaftar seleksi masuk Tentara Republik Indonesia (TNI). Yeyen tak menampik kalau profesi tersebut lebih menjanjikan untuk masa depan anak-anaknya ketimbang pemain sepak bola profesional saat ini.

"Di dalam dunia kemiliteran pasti ada hierarki. Ketika komandan bilang stop tidak boleh bermain, maka mereka bakal menggantungkan karir mereka kepada profesi. Tapi saya pikir sayang kalau kita punya potensi dan tak bisa digunakan," katanya lagi.

2 dari 2 halaman

Masuk Tentara

Menurut pantauan Liputan6.com, penyerang U-19 Dimas Drajad adalah salah satu yang mencoba mengabdikan hidupnya lewat jalur militer. Peluangnya bermain bolanya di level klub dan timnas tertutup karena ISL dihentikan 2 Mei lalu serta Indonesia dicoret dari peserta Piala AFF U-19.

"Saya tidak kuliah karena ingin jadi tentara," kata Dimas. Pemain Gresik United itu telah mendaftar Penerimaan Tentara Calon Bintara TNI Angkatan Darat TA-2015 yang dibuka serentak di seluruh Indonesia.

Pendaftaran ulang hingga pemeriksaan medis calon bintara baru akan diumumkan pada 26 Agustus mendatang. Tapi Dimas percaya diri dirinya bakal masuk dengan mudah, mengingat statusnya pernah membela negara di bidang olahraga.

"Mungkin nanti pendidikannya di Bandung. Saya sekarang lagi fokus TC Pon Jatim," pungkasnya. Mengomentari para pemainnya yang memilih berkarir menjadi aparat negara, asisten pelatih timnas U-19 Yeyen Tumena hanya mengatakan mental mantan Skuat Garuda Muda kini lebih kuat dengan datangnya masalah bertubi-tubi.

"Saya masih rutin menghubungi mereka. Saya punya grup dengan mereka untuk memberikan motivasi," kata Yeyen.

"Sanksi FIFA dan pembekuan PSSI membuat mental mereka lebih baik agar ke depan mereka bisa berprestasi. Kami sudah seperti keluarga karena telah berkumpul selama setahun," pungkasnya. (Ris/Ary)

Baca Juga:
Kejar Ketinggalan, Sepakbola Indonesia Harus Sewa 'Jet Pribadi'
Piala Presiden 2015: Maitimo Resmi Gabung Persita
Maitimo Hadirkan 'PR' Baru Bagi Pelatih Persita