Liputan6.com, Surabaya - Nasib mengenaskan menimpa eks-pemain Timnas Indonesia, Anang Ma'ruf. Sempat menjadi pemain elite di Tanah Air, Anang kini banting stir menjadi pengemudi Go-Jek, perusahaan transportasi roda dua berbasis on-line.
Roda kehidupan pemain kelahiran Surabaya ini berubah drastis setelah pensiun dari lapangan hijau 2011. Lepas dari Gresik United, Anang fokus di pembinaan usia dini. Pria 39 tahun ini melatih Sekolah Sepakbola (SSB). Padahal, ketika masih aktif merumput Anang termasuk permain yang disegani.
Baca Juga: Ekspresi Anang Ma'ruf Resmi Gabung Go-Jek
Pemain yang beroperasi sebagai beka kanan ini tergabung dalam program PSSI Primavera tahun 1993-1994. Dia satu angkatan dengan Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, dan Eko Purjianto. Mereka ditempa di Italia. Sepulang dari Negeri Pizza, Anang menjadi pembeda bagi Persebaya Surabaya.
Dia mengantarkan tim berjuluk Bajul Ijo ini tampil sebagai juara Liga Indonesia dua kali pada 1996-97 dan 2004. Selain menjadi ikon Persebaya, Anang pun ikut mengibarkan Persija Jakarta. Anang membawa Persija juara Liga Indonesia pada 2001. Itu terakhir kali Macan Kemayoran menjadi juara di kasta tertinggi liga domestik.
Baca Juga
Prestasi Anang di level Timnas pun tidak kalah moncer. Dia membawa Merah Putih merebut medali perak SEA Games 1997 dan perunggu di SEA Games 1999.
Advertisement
Anang terhitung pemain tangguh karena sepanjang kariernya, dia hampir tidak pernah mengalami cedera serius. Anang berusaha keras menghindari benturan. Namun malang tidak dapat ditolak, hingga dia mengalami dislokasi bahu. Dia terpelanting setelah menerima tekel keras dari pemain Persitara Jakarta Utara, Sutikno.
Baca Juga: Pengakuan Anang Ma'ruf Soal Alasan Gabung GoJek
Kejadian ini terjadi 2008 lalu. Benturan di lapangan ini berbuntut panjang hingga Tikno, pemain yang notabene juniornya di Persebaya itu, didenda Komisi Disiplin PSSI sebesar Rp 25 juta. Tapi Anang dan keluarga ikhlas menerima cobaan ini.
Go-Jek pilihan realistis
Kehidupan Anang kini berbanding terbalik 180 derajat. Karena sanksi FIFA, karier kepelatihannya mandek. Terlebih, usahanya yang dirintisnya di Bali mengalami masa surut. Tidak ada pilihan, Anang kini menjadi bagian Go-Jek untuk menambah penghasilan di tengah kesibukan melatih SSB.
"Ya bagaimana lagi mas. Pemerintah kan sudah menghentikan kompetisi sepakbola nasional. Otomatis saya hanya melatih SSB saja," aku Anang usai sera terima atribut Go-Jek di kantor cabang Surabaya.
Waktu yang fleksibel dan aturan yang tidak mengikat di Go-Jek membuat Anang merasa nyaman menjalani pekerjaan sampingan ini. Anang kini harus bergelut di jalan raya, berjibaku dengan kemacetan kota Pahlawan.
"Lagian, aturan di Go-Jek kan tidak ketat mas. Sewaktu-waktu bisa kemana-mana tanpa ada jadwal yang ketat. Jadi, saya bisa mengatur waktu saya sendiri," sambung bapak dua anak tersebut. (Rjp/Rco)
Baca Juga
Anang Ma'ruf Jadi Go-Jek, PSSI: Kompetisi Satu-satunya Jalan
Ekspresi Anang Ma'ruf Resmi Gabung Go-Jek
Advertisement